Powered By Blogger

Jumat, 09 Mei 2014

LAPORAN AVERTEBRATA AIR



I.  PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Hewan dikelompokan menjadi dua yaitu kelompok hewan bertulang belakang (Vertebrata) dan tidak bertulang belakang (Avertebrata). Anggota masing-masing kelompok hewan tersebut sangatlah beranekaragam dan jumlahnya yang banyak.  Habitat Vertebrata dan Avertebrata hidup di darat dan diperairan. Walaupun kebanyakan ukuran anggota Avertebrata relatif kecil juga menempati peran penting satu ekosistem dalam menjaga keseimbangan yang tentunya memiliki hubungan kondisi dengan komunitas lainnya. Keragaman dan jumlahnya banyak bahkan memungkinkan belum teridentifikasi jenis yang termasuk dengan kelompk Avertebrata (Sugiarti, 1989). 
Avertebrata air dapat didefinisikan sebagai hewan yang tidak bertulang belakang, yang sebagian atau seluruh daur hidupnya hidup di dalam air. Pengetahuan mengenai hewan avertebrata yang hidupnya di air merupakan salah satu ilmu dasar dalam mempelajari ilmu-ilmu di bidang perikanan.  Karena bidang perikanan tidak hanya mencakup studi tentang pemeliharaan ikan serta cara menangkapnya saja, namum juga menyangkut seluruh kehidupan yang berada didalam perairan, termasuk avertebrata air.  Seluruh kehidupan dalam perairan membentuk suatu hubungan keterkaitan antara satu dengan lainnya (Nontji, 1993).

Secara garis besar, lingkungan hewan avertebrata air dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan air laut dan air tawar.  Air laut merupakan perairan yang memiliki salinitas antara 34 0/00 – 35 0/00 dan memiliki kestabilan lingkungan yang tinggi.  Pada permukaan air laut menduduki 71% dari seluruh permukaan bumi.  Serta lingkungan air laut merupakan lingkungan yang homogen.  Namun, kehidupan hewan avertebrata air tidak dapat tersebar merata, karena berpengaruh kepada faktor fisika dan kimia air (Kimball, 1993).
Peranan anggota kelompok Avertebrata air biasa menguntungkan bagi akuakultur. Oleh karena itu, mengenal keanekaragaman dan sifat umum anggota kelompok Avertebrata air sangat perlu. Selain keuntungan yang didapat juga mengetahui yang bisa menjadi parasit atau merugikan bagi akuakultur, untuk mengenal sifat umumnya maka perlu melakukan sebuah studi lapang sehingga bisa mengenalnya lebih nyata atau praktikan yang dilakukan   (Subani, 1984).
1.2.    Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktek avertebrata air ini adalah agar kita dapat mengenal, mengetahui dan mempelajari serta mampu mengidentifikasi dari jenis-jenis avertebrata air yang yang telah di praktekkan.
Kegunaan dari praktek tentang avertebrata air adalah yaitu agar kita dapat membedakan jenis-jenis avertebrata air sesuai kelompok taksonominya.  Selain itu kita dapat membandingkan antara teori diperkuliahan dengan hasil praktikum yang telah dilakukan.
 

II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1.       Klasifikasi
2.1.1.      Cumi-cumi (Loligo sp)
Secara taksonomi, cumi-cumi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Domain      : Eukarya
Kingdom    : Animalia
Filum          : Mollusca
Kelas          : Cephalopoda
Ordo          : Teuthida
Subordo     : Myopsina
Famili         : Loliginidae
Genus         : Loligo
Spesies       : Loligo sp.
2.1.2.      Kepiting (Scylla serrata)
Secara taksonomi, kepiting dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Arthropoda
Subphylum     : Crustacea

Class               : Malacostraca
Order              : Decapoda
Infraorder       : Brachyura
Family             : Portunidae
Genus              : Scylla
Species            : Scylla serrata
(http://www.liaoersted.blogspot.com/2012/10/klasifikasi-kepiting-scylla-serrata.html?m=1).
2.1.3.      Sotong (Sepia oficinalis)
Secara taksonomi, ikan sotong dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Molusca
Kelas            : Cephalopoda
Ordo             : Sepiida
Sub ordo       : Decapodiformes
Spesies          : Sepia oficinalis
(http://www.richocean.wordpres.com/fauna-lain/sotong/).
2.1.4.      Udang (Penaeus monodon)
Secara taksonomi, udang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Subkingdom   : Metazoa
Filum              : Arthropoda
Subfilum         : Crustacea
Kelas               : Malacostraca
Subkelas          : Eumalacostraca
Superordo         : Eucarida
Ordo                  : Decapoda
Subordo            : Dendrobrachiata
Famili                : Panaeidae
Spesies              : Penaeus monodon
(http://www.liaoersted.blogspot.com/2012/10/udang-cambarus-sp.html?m=1).
2.1.5.      Keong Laut (Telescopium sp)
Menurut Suwignyo dkk (2005), keong laut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum              : Molusca
Kelas               : Gastropoda
Ordo                  : Basomathopora
Famili                : Potaminidaea
Genus                : Telescopium
Spesies                 : Telescopium sp.
2.1.6.      Bulu Babi (Diadema setosu)
Berdasarkan taksonomi, bulu babi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Filum          : Echinodermata
Kelas          : Echinoidea
Subkelas     : Euchinoidea
Ordo           : Cidaroidea
Famili         : Diadematidae
Genus         : Diadem
Spesies       : Diadema setosu
2.1.7.      Teripang (Holothuria)
Menurut taksonomi, teripang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
       Phylum : Echinodermata
                Class : Holothuroidea
                       Genus : Holothuria
                          Spesies : Holothuria
(http://www.makalahteripang.blogspot.com/2010/10/teripang.html?m=1).
2.1.8.      Bintang Laut (Asteroidia sp)
Secara taksonomi, bintang laut diklasifikasikan sebagai beerikut:
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Echinodermata
Class             : Asteroidea
Genus           : Asteroidea
Spesies          : Asteroidea sp.
2.2.       Morfologi
2.2.1        Cumi-cumi (Loligo sp)
Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala , leher, dan badan. Kepala cumi-cumi besar, matanya berkembang dengan baik karena dapat berfungsi untuk melihat. Mulutnya terdapat di tengah-tengah, dikelilingi oleh 10 tentakel, 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek. Tentakel panjang berfungsi untuk menangkap mangsa dan berenang. Pada setiap tentakel terdapat alat penghisap atau sucker. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya terdapat sirip yang penting untuk keseimbangan tubuh.Pada dinding permukaan dorsal terdapat pen yang penting untuk menyangga tubuh. Seluruh tubuh cumi-cumi terbungkus oleh mantel. Di bagian punggung, mantel melekat pada badan, sedangkan di daerah perut tidak melekat, sehingga terbentuk rongga , disebut rongga mentel.
(http://www.andre4088.blogspot.com/2012/05/morfologi-cumi-cumi.html?m=1).
2.2.2        Kepiting (Scylla serrata)
Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting hidup di air laut, air tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam, dari pea crab, yang lebarnya hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan rentangan kaki hingga 4 m. Walaupun kepiting mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit kerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Di samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan Carapace. Carapace merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton (kulit luar) berfungsi untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang. Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak.
(http://www.andre4088.blogspot.com/2012/02/morfologi-dan-anatomi-kepiting.html/).
2.2.3        Sotong (Sepia oficinalis)
Sotong dapat dibagi atas dua jenis yaitu sotong batu dan sotong bulu. Sotong batu termasuk dalam kelompok sepia yang mempunyai tulang punggung yang keras, sering disebut batok sotong. Sedangkan sotong bulu termasuk yang mempunyai batok agak lunak, bentuknya seperti plastik dan sering disebut pens. Sotong juga memiliki jari-jari yang terdapat di ujung kepala dan disertasi dengan tentakel yang lebih panjang dari jari-jarinya (Hamzah dan Sutomo, 1992).
 2.2.4        Udang (Penaeus monodon)
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing.
(http://www.mengenaludangwindu.blogspot.com/2009/04/morfologi-dan-anatomi-udang-windu-dan.html?m=1).
2.2.5        Keong Laut (Telescopium sp)
Keong laut Merupakan hewan Mollusca yang berjalan dengan bagian kaki perut. Hewan kelas gastropoda ini umumnya bercangkang tunggal, yang terpilin membentuk spiral, beberapa jenis diantaranya tidak mempunyai cangkang, kepala jelas, umunya dengan dua pasang tentakel kaki lebar dan pipih, memiliki rongga mantel dan organ-organ internal, bagi yang bercangkang, antara kepala dan kaki terputus, insang berjumlah kurang lebih satu atau dua buah, organ reproduksi jumlah satu atau dua fertilasi secara internal dan eksternal. Sebagian besar cangkangnya terbuat dari bahan kalsium karbonat yang di bagian luarnya dilapisi periostrakum dan zat tanduk. Cangkang keong laut yang berputar ke arah belakang searah dengan jarum jam disebut dekstral, sebaliknya bila cangkangnya berputar berlawanan arah dengan jarum jam disebut sinistral. Siput-siput Gastropoda yang hidup di laut umumnya berbentuk dekstral dan sedikit sekali ditemukan dalam bentuk sinistral. Pertumbuhan cangkang yang melilin spiral disebabkan karena pengendapan bahan cangkang di sebelah luar berlangsung lebih cepat dari yang sebelah dalam.
(http://www.zalfaaqilah.wordpress.com/2011/06/03/morfologi-gastropoda/).
2.2.6        Bulu Babi (Diadema setosu)
Bulu babi tidak punya mata yang dapat melihat, kaki, atau alat bergerak, tetapi dapat bergerak dengan bebas di atas permukaan atas pertolongan pelekatan kaki tabungnya, bekerja bersama dengan tulang belakang. Diatas permukaan mulut bulu babi yaitu lokasi pertengahan mulut dapat menyusun lima gigi kalsium karbonat yang dipersatukan, dengan struktur seperti lidah di dalam. Keseluruhan organ pengunyahan dikenal sebagai Lentera. Bulu babi membangun spicules, dari kristal yang tajam "tulang" itu yang mendasari endoskeleton pada fase larva. Spicule secara penuh dibentuk terdiri atas kristal tunggal dengan morfologi Tidak biasa.
(http://www.danarprasetyo-scientific.blogspot.com/2011/11/bulu-babi.html?m=1).
2.2.7        Teripang (Holothuria)
Teripang umumnya berbentuk bulat panjang atau selindris sekitar 10-30 cm. Mulutnya dikelilingi oleh tentakel-tentakel atau lengan peraba yang kadang-kadang bercabang-cabang, mulut terdapat pada salah satu ujungnya dan dubur pada ujung lainnya. Tubuhnya berotot dan tipis dan tebal, lembek atau licin serta kulitnya dapat kasar atau berbintil bintil.
(http://www.norma-yanti.blogspot.com/2012/01/teripang-holothurians.html/).
2.2.8        Bintang Laut (Asteroidia sp)
   Bintang laut memiliki bentuk badan raadial simetris, dengan tubuh mirip cakram bersumbu oral dan aboral yang mempunyai lengan-lengan. Bagian oral (mulut) menghadap kebawah sedangkan aboral menghadap keatas. Dibagian aboral terdapat terdapat madreporit dan anus. Lubang madreporit berjumlah 6 – 13, sedangkan lubang anus berjumlah 1 – 6 buah. Warna tubuh bintang laut bervariasi antar lokasi.
(http://www.rafinfan.blogspot.com/2012/11/makalah-bintang-laut.html?m=1).
 
III.  METODE PRAKTEK
3.1.    Waktu dan Tempat
Praktikum Avertebrata air ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 16 Mei 2013 mulai pukul 13.00 Wita sampai selesai bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2.    Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipergunakan dalam praktikum Avertebrata Air ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Alat dan bahan praktikum avertebrata air
NO
BAHAN
ALAT
KEGUNAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kepiting
Udang
Bulu babi
Bintang laut
Cumi-cumi
Sotong
Teripang
Gastropoda dan bivalvia
·   Baki preparat
·   Pinset
·   Jarum
·   Formalin
·   Alat tulis menulis
·   Wadah sampel
·   Menjepit sampel
·   Menusuk sampel
·   Pengawet sampel
·   Menggambar hasil pengamatan

3.3.    Metode Praktek

Cara kerja yang dilakukan pada praktek Avertebrata air adalah mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. Selanjutnya sampel diletakkan diatas baki preparat dan diamati. Bagian organisme yang diamati yaitu pada bagian atas (punggung) dan bagian bawah (perut). Selanjutnya menggambar hasil pengamatan dengan menggunakan alat tulis menulis yang telah di persiapkan.
IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.    Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum avertebrata air adalah sebagai berikut :
Bagian atas
Bagian bawah
Gambar 1. Cumi-cumi (Loligo sp)

Bagian atas
Bagian bawah

Gambar 2. Kepiting (Scylla serrata)

Bagian atas
Bagian bawah
Gambar 3. Sotong (Sepia oficinalis)

Bagian atas
Bagian bawah
Gambar 4. Udang (Penaeus monodon)

Bagian atas
Bagian bawah
Gambar 5. Keong Laut (Telescopium sp)

Bagian atas
Bagian bawah
Gambar 6. Bulu Babi (Diadema setosu)

Bagian atas
Bagian bawah
Gambar 7. Teripang (Holothuria)

Bagian atas
Bagian bawah
Gambar 8. Bintang Laut (Asteroidia sp)



4.2.    Pembahasan
4.2.1.      Cumi-cumi (Loligo sp)
Cumi-cumi memiliki memiliki bentuk tubuh menyerupai sotong. Memiliki kepala yang kecil dan disertai dengan tentakel yang berjumlah 10, dua diantaranya lebih panjang dari tentakel yang lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa cumi-cumi memiliki 10 tentakel yang terdiri dari 2 tentakel panjang dan 8 tentakel yang lebih pendek (Nontji, 2000).
4.2.2.      Kepiting (Scylla serrata)
Kepiting termasuk hewan dari Kelas Malacostraca. Kepiting memiliki  kerangka yang sangat keras dan memiliki sepasang capit yang biasa di pergunakan sebagai senjata untuk menangkap mangsanya. Selain itu, kepiting juga memiliki empat pasang kaki jalan yang terletak di sisi kanan dan kiri dari tubuhnya. Kepiting  memiliki Mata menojol kedepan dan mulutnya terletak pada bagian depan tubuh. Hal ini di perkuat dengan adanya pernyataan yang menyatakan bahwa Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda.

4.2.3.      Sotong (Sepia oficinalis)
Sotong termasuk dalam Filum Molusca dari Kelas Cephalopoda. Sotong memiliki tentakel pada bagian depan yang berfungsi untuk menangkap mangsanya dan memiliki mulut yang terletak diantara tentakelnya. Mata sotong terdapat pada bagian kiri dan kanan kepala. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa sotong juga memiliki jari-jari yang terdapat di ujung kepala dan disertasi dengan tentakel yang lebih panjang dari jari-jarinya (Hamzah dan Sutomo, 1992).
4.2.4.      Udang (Penaeus monodon)
Udang merupakan hewan yang termasuk kedalam Filum Arthropoda. Udang memiliki bentuk tubuh yang beruas-ruas dan pada bagian depan terdapat antena yang berfungsi sebagai alat peraba. Udang juga memiliki capit yang berfungsi sebagai pengantar makanan sampai kemulut. Memiliki ekor tengah (telson) dan ekor samping berupa kipas 2 pasang. Selain itu udang juga memiliki 4 pasang kaki jalan dan 5 pasang kaki renang. Posisi kaki renang tepat berada di bagian belakang kaki jalan. Hal ini sesuai dengan adanya pernyataan yang menyatakan bahwa tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing.
(http://www.mengenaludangwindu.blogspot.com/2009/04/morfologi-dan-anatomi-udang-windu-dan.html?m=1).
4.2.5.      Keong Laut (Telescopium sp)
Keong ini termasuk dalam Filum Mollusca dan merupakan kelas dari Gastropoda. Siput laut memiliki cangkang, bentuk tubuh seperti kerucut dan melingkar-lingkar seperti spiral. Keong pada umumnya didapatkan di pasir, keong ini disebut keong darat.  Bentuk tubuh keong ini lonjong dengan ukuran badannya sekitar 1 cm.  Struktur tubuh terdiri atas kepala, leher, kaki, dan masa jerohan (Hedisusanto, 2004).
4.2.6.      Bulu Babi (Diadema setosu)
Bulu Babi dari Filum Echinodermata merupakan kelas dari Echinodea, bulu babi memiliki bentuk tubuh bulat dan pipih atau seperti tempurung, pada bagian dalam duri terdapat lubang sampai pada bagian bawahnya (oral).  Bulu babi memiliki duri pendek dan halus, duri-duri ini dapat digerakkan dan berwarna kecoklatan. Menurut Suwignyo dan Widigdo (2005), bulu babi pada umumnya memiliki bentuk tubuh bulat (oval) berduri serta tidak memiliki lengan.  Duri-duri dapat digerakkan oleh otot-otot dan berfungsi untuk berjalan.  Apabila duri patah akan mengeluarkan lender. Pada umumnya hewan ini berwarna coklat, abu-abu, hitam, putih dan sebagainya.  Pada beberapa spesies hewan ini memiliki kelenjar racun.
4.2.7.      Teripang (Holothuria)
Teripang tergolong dari Filum Echinodermata merupakan kelas dari Holutruidea, spesies ini memiliki bentuk tubuh yang panjang dan lunak, warnanya hitam kecoklatan.  Pada bagian dorsal terdapat kaki tabung sebagai alat pernapasan dan kaki tabung bagian ventral sebagai alat gerak. Menurut Kimball (1993), teripang pada umumnya memiliki bentuk tubuh bulat memanjang dengan garis oral ke aboral sebagai sumbu.  Hewan ini tidak mempunyai lengan dan duri mereduksi menjadi spikula.  Sebagian besar hewan ini berwarna coklat, hitam, dan hijau.
4.2.8.      Bintang Laut (Asteroidia sp)
Pada praktikum kali ini, sampel yang digunakan yaitu bintang laut yang merupakan Filum Echinodermata.  Bintang laut merupakan hewan yang banyak dikenal orang karena memiliki bentuk tubuh menyerupai bintang dengan memiliki 5 lengan dan warna pada bagian aboral biru, sedangkan bagian oral oranye.  Mulut bintang laut terletak pada bagian oral atau bagian bawah. Dari mulut tersebut terdapat alur-alur yang terbuka dan bisa tertutup kembali sampai ke lengan. Sedangkan pada bagian aboral atau bagian atas terdapat duri-duri tumpul sampai kecabang-cabang kakinya. Hal ini di perkuat dengan adanya pernyataan yang menyatakan bahwa tubuh bintang laut terdiri dari bagian oral dan aboral. Hewan ini banyak dijumpai  di pantai. Ciri lainnya ialah alat organ tubuhnya bercabang keseluruh lengan. Mulut terletak apada bagian bawah atau disebut oral. Permukaan Echinodermata umumnya memiliki duri baik itu pendek tumpul atau panjang runcing.
(http://www.syamsulhuda-fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail-38704-kuliah-bintang%20laut%20(asteroida).html).


V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang Avertebrata Air dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Dari beberapa Filum yang telah diamati, didapatkan 3 spesies dari Filum Echinodermata (bintang laut, bulu babi, dan teripang), 3 spesies dari Filum Mollusca (keong laut, Cumi-cumi, dan Sotong), dan 2 dari Filum Arthropoda (kepiting dan udang).
2.   Dari  beberapa  organisme tersebut, ada beberapa yang memiliki persamaan bentuk tubuh sehingga sulit untuk dibedakan yaitu pada organisme cumi-cumi dan sotong.
3.      Organisme dari Filum Mollusca memiliki struktur tubuh yang lunak.
4.     Umumnya organisme yang termasuk kedalam Filum arthropoda memiliki tubuh yang beruas-ruas.
5.      Organisme yang termasuk kedalam Filum Echinodermata memiliki kulit yang berduri, baik duri pendek tumpul atau panjang tajam.
5.2.    Saran

Dengan melihat kondisi didalam Laboratorium Budidaya Perairan yang masih kekurangan alat-alat dan bahan  praktek, saran saya sebagai praktikan sebaiknya menjadi perhatian dari pihak kampus untuk menambah alat-alat dan bahan praktek tersebut, agar pada waktu melakukan praktek kedepannya dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, saya juga menyarankan agar praktek yang dilakukan dapat langsung mengidentifikasi organisme di lapangan sehingga mahasiswa juga dapat mengenal lingkungan tempat bagi organisme tersebut hidup.

2 komentar: