I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hewan dikelompokan
menjadi dua yaitu kelompok hewan bertulang belakang (Vertebrata) dan tidak
bertulang belakang (Avertebrata). Anggota masing-masing kelompok hewan tersebut
sangatlah beranekaragam dan jumlahnya yang banyak. Habitat Vertebrata dan Avertebrata hidup di
darat dan diperairan. Walaupun kebanyakan ukuran anggota Avertebrata relatif
kecil juga menempati peran penting satu ekosistem dalam menjaga keseimbangan
yang tentunya memiliki hubungan kondisi dengan komunitas lainnya. Keragaman dan
jumlahnya banyak bahkan memungkinkan belum teridentifikasi jenis yang termasuk
dengan kelompk Avertebrata (Sugiarti, 1989).
Avertebrata air dapat didefinisikan sebagai hewan yang
tidak bertulang belakang, yang sebagian atau seluruh daur hidupnya hidup di
dalam air. Pengetahuan mengenai hewan avertebrata yang hidupnya di air
merupakan salah satu ilmu dasar dalam mempelajari ilmu-ilmu di bidang
perikanan. Karena bidang perikanan tidak
hanya mencakup studi tentang pemeliharaan ikan serta cara menangkapnya saja,
namum juga menyangkut seluruh kehidupan yang berada didalam perairan, termasuk
avertebrata air. Seluruh kehidupan dalam
perairan membentuk suatu hubungan keterkaitan antara satu dengan lainnya
(Nontji, 1993).
|
Peranan anggota kelompok Avertebrata air biasa
menguntungkan bagi akuakultur. Oleh karena itu, mengenal keanekaragaman dan
sifat umum anggota kelompok Avertebrata air sangat perlu. Selain keuntungan
yang didapat juga mengetahui yang bisa menjadi parasit atau merugikan bagi
akuakultur, untuk mengenal sifat umumnya maka perlu melakukan sebuah studi
lapang sehingga bisa mengenalnya lebih nyata atau praktikan yang dilakukan (Subani, 1984).
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktek avertebrata air ini adalah agar kita dapat mengenal,
mengetahui dan mempelajari serta
mampu mengidentifikasi dari jenis-jenis avertebrata air
yang yang telah di praktekkan.
Kegunaan dari praktek tentang avertebrata air adalah yaitu agar kita dapat
membedakan jenis-jenis avertebrata air sesuai kelompok taksonominya. Selain itu kita dapat membandingkan antara teori diperkuliahan
dengan hasil praktikum yang telah
dilakukan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Klasifikasi
2.1.1.
Cumi-cumi (Loligo sp)
Secara taksonomi, cumi-cumi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Domain :
Eukarya
Kingdom : Animalia
Filum :
Mollusca
Kelas :
Cephalopoda
Ordo :
Teuthida
Subordo :
Myopsina
Famili :
Loliginidae
Genus :
Loligo
Spesies : Loligo sp.
2.1.2.
Kepiting (Scylla serrata)
Secara taksonomi, kepiting dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum :
Arthropoda
Subphylum : Crustacea
|
Order :
Decapoda
Infraorder : Brachyura
Family : Portunidae
Genus :
Scylla
Species : Scylla serrata
(http://www.liaoersted.blogspot.com/2012/10/klasifikasi-kepiting-scylla-serrata.html?m=1).
2.1.3.
Sotong (Sepia
oficinalis)
Secara taksonomi, ikan sotong dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kerajaan :
Animalia
Filum : Molusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Sepiida
Sub ordo : Decapodiformes
Spesies : Sepia
oficinalis
(http://www.richocean.wordpres.com/fauna-lain/sotong/).
2.1.4.
Udang (Penaeus
monodon)
Secara taksonomi, udang dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobrachiata
Famili : Panaeidae
Spesies : Penaeus monodon
(http://www.liaoersted.blogspot.com/2012/10/udang-cambarus-sp.html?m=1).
2.1.5.
Keong Laut (Telescopium
sp)
Menurut Suwignyo dkk (2005), keong
laut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Molusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Basomathopora
Famili : Potaminidaea
Genus : Telescopium
Spesies : Telescopium sp.
2.1.6.
Bulu Babi (Diadema setosu)
Berdasarkan taksonomi, bulu babi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Filum :
Echinodermata
Kelas :
Echinoidea
Subkelas : Euchinoidea
Ordo : Cidaroidea
Famili :
Diadematidae
Genus : Diadem
Spesies : Diadema setosu
2.1.7.
Teripang (Holothuria)
Menurut taksonomi, teripang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Holothuroidea
Genus :
Holothuria
Spesies : Holothuria
(http://www.makalahteripang.blogspot.com/2010/10/teripang.html?m=1).
2.1.8.
Bintang Laut (Asteroidia
sp)
Secara taksonomi, bintang laut
diklasifikasikan sebagai beerikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Asteroidea
Genus : Asteroidea
Spesies : Asteroidea
sp.
2.2.
Morfologi
2.2.1
Cumi-cumi (Loligo sp)
Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala ,
leher, dan badan. Kepala cumi-cumi besar, matanya berkembang dengan
baik karena dapat berfungsi untuk melihat. Mulutnya terdapat di tengah-tengah,
dikelilingi oleh 10 tentakel, 2 tentakel panjang dan 8 tentakel
lebih pendek. Tentakel panjang berfungsi untuk menangkap mangsa dan berenang. Pada setiap
tentakel terdapat alat penghisap atau sucker. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya
terdapat sirip yang penting untuk keseimbangan tubuh.Pada dinding permukaan dorsal
terdapat pen yang penting untuk menyangga tubuh. Seluruh tubuh
cumi-cumi terbungkus oleh mantel. Di bagian punggung, mantel melekat pada badan,
sedangkan di daerah perut tidak melekat, sehingga terbentuk rongga
, disebut rongga mentel.
(http://www.andre4088.blogspot.com/2012/05/morfologi-cumi-cumi.html?m=1).
2.2.2
Kepiting (Scylla serrata)
Tubuh
kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras,
dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting hidup di air laut, air tawar
dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam, dari pea crab, yang lebarnya hanya
beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan rentangan kaki
hingga 4 m. Walaupun kepiting mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tetapi
seluruhnya mempunyai kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai
chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan
kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap
jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. Chelipeds dapat
digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit kerang
dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Di samping itu, tubuh kepiting
juga ditutupi dengan Carapace. Carapace merupakan kulit yang keras atau dengan
istilah lain exoskeleton (kulit luar) berfungsi untuk melindungi organ dalam
bagian kepala, badan dan insang. Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki;
sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak
digunakan untuk bergerak.
(http://www.andre4088.blogspot.com/2012/02/morfologi-dan-anatomi-kepiting.html/).
2.2.3
Sotong (Sepia
oficinalis)
Sotong dapat dibagi atas dua jenis
yaitu sotong batu dan sotong bulu. Sotong batu termasuk dalam kelompok sepia
yang mempunyai tulang punggung yang keras, sering disebut batok sotong.
Sedangkan sotong bulu termasuk yang mempunyai batok agak lunak, bentuknya
seperti plastik dan sering disebut pens. Sotong juga memiliki jari-jari yang
terdapat di ujung kepala dan disertasi dengan tentakel yang lebih panjang dari
jari-jarinya (Hamzah dan Sutomo, 1992).
2.2.4
Udang (Penaeus
monodon)
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut
cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8
ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap
ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas
pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang
berbentuk runcing.
(http://www.mengenaludangwindu.blogspot.com/2009/04/morfologi-dan-anatomi-udang-windu-dan.html?m=1).
2.2.5
Keong Laut (Telescopium
sp)
Keong laut
Merupakan hewan Mollusca yang berjalan dengan bagian kaki perut. Hewan kelas
gastropoda ini umumnya bercangkang tunggal, yang terpilin membentuk spiral,
beberapa jenis diantaranya tidak mempunyai cangkang, kepala jelas, umunya
dengan dua pasang tentakel kaki lebar dan pipih, memiliki rongga mantel dan
organ-organ internal, bagi yang bercangkang, antara kepala dan kaki terputus,
insang berjumlah kurang lebih satu atau dua buah, organ reproduksi jumlah satu
atau dua fertilasi secara internal dan eksternal. Sebagian besar cangkangnya
terbuat dari bahan kalsium karbonat yang di bagian luarnya dilapisi
periostrakum dan zat tanduk. Cangkang keong laut yang berputar ke arah belakang searah
dengan jarum jam disebut dekstral, sebaliknya bila cangkangnya berputar
berlawanan arah dengan jarum jam disebut sinistral. Siput-siput Gastropoda yang
hidup di laut umumnya berbentuk dekstral dan sedikit sekali ditemukan dalam
bentuk sinistral. Pertumbuhan cangkang yang melilin spiral disebabkan karena
pengendapan bahan cangkang di sebelah luar berlangsung lebih cepat dari yang
sebelah dalam.
(http://www.zalfaaqilah.wordpress.com/2011/06/03/morfologi-gastropoda/).
2.2.6
Bulu Babi (Diadema setosu)
Bulu babi tidak punya mata yang dapat melihat, kaki,
atau alat bergerak, tetapi dapat bergerak dengan bebas di atas permukaan atas
pertolongan pelekatan kaki tabungnya, bekerja bersama dengan tulang belakang.
Diatas permukaan mulut bulu babi yaitu lokasi pertengahan mulut dapat menyusun
lima gigi kalsium karbonat yang dipersatukan, dengan struktur seperti lidah di
dalam. Keseluruhan organ pengunyahan dikenal sebagai Lentera. Bulu babi
membangun spicules, dari kristal yang tajam "tulang" itu yang
mendasari endoskeleton pada fase larva. Spicule secara penuh dibentuk terdiri
atas kristal tunggal dengan morfologi Tidak biasa.
(http://www.danarprasetyo-scientific.blogspot.com/2011/11/bulu-babi.html?m=1).
2.2.7
Teripang (Holothuria)
Teripang umumnya berbentuk bulat panjang atau selindris
sekitar 10-30 cm. Mulutnya dikelilingi oleh tentakel-tentakel atau lengan
peraba yang kadang-kadang bercabang-cabang, mulut terdapat pada salah satu
ujungnya dan dubur pada ujung lainnya. Tubuhnya berotot dan tipis dan tebal,
lembek atau licin serta kulitnya dapat kasar atau berbintil bintil.
(http://www.norma-yanti.blogspot.com/2012/01/teripang-holothurians.html/).
2.2.8
Bintang Laut (Asteroidia
sp)
Bintang
laut memiliki bentuk badan raadial simetris, dengan tubuh mirip cakram bersumbu
oral dan aboral yang mempunyai lengan-lengan. Bagian oral (mulut) menghadap
kebawah sedangkan aboral menghadap keatas. Dibagian aboral terdapat terdapat
madreporit dan anus. Lubang madreporit berjumlah 6 – 13, sedangkan lubang anus
berjumlah 1 – 6 buah. Warna tubuh bintang laut bervariasi antar lokasi.
(http://www.rafinfan.blogspot.com/2012/11/makalah-bintang-laut.html?m=1).
III. METODE PRAKTEK
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Avertebrata air ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 16 Mei 2013 mulai pukul 13.00 Wita sampai selesai bertempat
di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang
dipergunakan dalam praktikum Avertebrata Air ini dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 1. Alat dan bahan praktikum avertebrata air
NO
|
BAHAN
|
ALAT
|
KEGUNAAN
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Kepiting
Udang
Bulu babi
Bintang laut
Cumi-cumi
Sotong
Teripang
Gastropoda dan bivalvia
|
· Baki preparat
· Pinset
· Jarum
· Formalin
· Alat tulis menulis
|
· Wadah sampel
· Menjepit sampel
· Menusuk sampel
· Pengawet sampel
· Menggambar hasil pengamatan
|
3.3. Metode Praktek
|
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada
praktikum avertebrata air adalah sebagai berikut :
Bagian atas
|
Bagian bawah
|
Gambar 1. Cumi-cumi (Loligo sp)
Bagian atas
|
Bagian bawah
|
|
Bagian atas
|
Bagian bawah
|
Gambar 3. Sotong (Sepia oficinalis)
Bagian atas
|
Bagian bawah
|
Gambar 4. Udang (Penaeus
monodon)
Bagian atas
|
Bagian bawah
|
Gambar 5. Keong Laut (Telescopium sp)
Bagian atas
|
Bagian bawah
|
Gambar 6. Bulu Babi (Diadema
setosu)
Bagian atas
|
Bagian bawah
|
Gambar 7. Teripang (Holothuria)
Bagian atas
|
Bagian bawah
|
Gambar 8. Bintang Laut (Asteroidia sp)
4.2. Pembahasan
4.2.1.
Cumi-cumi (Loligo sp)
Cumi-cumi memiliki
memiliki bentuk tubuh menyerupai sotong. Memiliki kepala yang kecil dan
disertai dengan tentakel yang berjumlah 10, dua diantaranya lebih panjang dari
tentakel yang lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa cumi-cumi memiliki 10
tentakel yang terdiri dari 2 tentakel panjang dan 8 tentakel yang lebih pendek
(Nontji, 2000).
4.2.2.
Kepiting (Scylla serrata)
Kepiting termasuk hewan dari Kelas Malacostraca. Kepiting memiliki kerangka yang sangat keras dan memiliki
sepasang capit yang biasa di pergunakan sebagai senjata untuk menangkap
mangsanya. Selain itu, kepiting juga memiliki empat pasang kaki jalan yang
terletak di sisi kanan dan kiri dari tubuhnya. Kepiting memiliki Mata menojol kedepan dan mulutnya
terletak pada bagian depan tubuh. Hal ini di perkuat dengan adanya pernyataan
yang menyatakan bahwa Tubuh kepiting
umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras, dan
dipersenjatai dengan sepasang capit. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan
empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan
sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap jenis
kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda.
4.2.3.
Sotong (Sepia
oficinalis)
Sotong termasuk dalam Filum Molusca
dari Kelas Cephalopoda. Sotong memiliki tentakel pada bagian depan yang
berfungsi untuk menangkap mangsanya dan memiliki mulut yang terletak diantara
tentakelnya. Mata sotong terdapat pada bagian kiri dan kanan kepala. Hal ini
sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa sotong juga memiliki jari-jari
yang terdapat di ujung kepala dan disertasi dengan tentakel yang lebih panjang
dari jari-jarinya (Hamzah dan Sutomo, 1992).
4.2.4. Udang (Penaeus monodon)
Udang merupakan hewan yang termasuk kedalam Filum Arthropoda. Udang memiliki
bentuk tubuh yang beruas-ruas dan pada bagian depan terdapat antena yang
berfungsi sebagai alat peraba. Udang juga memiliki capit yang berfungsi sebagai
pengantar makanan sampai kemulut. Memiliki ekor tengah (telson) dan ekor
samping berupa kipas 2 pasang. Selain itu udang juga memiliki 4 pasang kaki
jalan dan 5 pasang kaki renang. Posisi kaki renang tepat berada di bagian
belakang kaki jalan. Hal ini sesuai dengan adanya pernyataan yang menyatakan
bahwa tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada
disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di
bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas
(segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula.
Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang
berbentuk runcing.
(http://www.mengenaludangwindu.blogspot.com/2009/04/morfologi-dan-anatomi-udang-windu-dan.html?m=1).
4.2.5.
Keong Laut (Telescopium
sp)
Keong ini termasuk dalam Filum Mollusca dan merupakan kelas dari
Gastropoda. Siput laut memiliki cangkang, bentuk tubuh seperti kerucut dan
melingkar-lingkar seperti spiral. Keong pada umumnya didapatkan di pasir, keong ini disebut keong
darat. Bentuk tubuh keong ini lonjong
dengan ukuran badannya sekitar 1 cm.
Struktur tubuh terdiri atas kepala, leher, kaki, dan masa jerohan (Hedisusanto, 2004).
4.2.6.
Bulu Babi (Diadema setosu)
Bulu Babi dari Filum Echinodermata merupakan kelas dari Echinodea, bulu babi memiliki bentuk
tubuh bulat dan pipih atau seperti tempurung, pada bagian dalam duri terdapat
lubang sampai pada bagian bawahnya (oral).
Bulu babi memiliki duri pendek dan halus, duri-duri ini dapat digerakkan dan
berwarna kecoklatan. Menurut Suwignyo dan Widigdo (2005), bulu babi pada umumnya memiliki
bentuk tubuh bulat (oval) berduri serta tidak memiliki lengan. Duri-duri dapat digerakkan oleh otot-otot dan
berfungsi untuk berjalan. Apabila duri
patah akan mengeluarkan lender. Pada umumnya hewan ini berwarna coklat, abu-abu, hitam, putih dan
sebagainya. Pada beberapa spesies hewan
ini memiliki kelenjar racun.
4.2.7.
Teripang (Holothuria)
Teripang tergolong dari Filum Echinodermata merupakan
kelas dari Holutruidea, spesies ini memiliki
bentuk tubuh
yang panjang dan lunak, warnanya hitam kecoklatan. Pada bagian dorsal terdapat kaki tabung
sebagai alat pernapasan dan kaki tabung bagian ventral sebagai alat gerak. Menurut
Kimball (1993), teripang pada umumnya memiliki bentuk tubuh bulat memanjang
dengan garis oral ke aboral sebagai sumbu. Hewan ini
tidak mempunyai lengan dan duri mereduksi menjadi spikula. Sebagian besar hewan ini berwarna coklat,
hitam, dan hijau.
4.2.8.
Bintang Laut (Asteroidia
sp)
Pada praktikum kali ini, sampel yang digunakan yaitu bintang laut yang merupakan Filum Echinodermata. Bintang laut merupakan hewan yang banyak dikenal orang karena memiliki bentuk tubuh menyerupai bintang dengan
memiliki 5 lengan dan warna pada bagian aboral biru, sedangkan bagian oral
oranye. Mulut bintang laut terletak pada bagian oral atau bagian bawah. Dari mulut
tersebut terdapat alur-alur yang terbuka dan bisa tertutup kembali sampai ke
lengan. Sedangkan pada bagian aboral atau bagian atas terdapat duri-duri tumpul
sampai kecabang-cabang kakinya. Hal ini di perkuat dengan adanya pernyataan
yang menyatakan bahwa tubuh bintang laut terdiri dari bagian oral dan aboral.
Hewan ini banyak dijumpai di pantai.
Ciri lainnya ialah alat organ tubuhnya bercabang keseluruh lengan. Mulut
terletak apada bagian bawah atau disebut oral. Permukaan Echinodermata umumnya
memiliki duri baik itu pendek tumpul atau panjang runcing.
(http://www.syamsulhuda-fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail-38704-kuliah-bintang%20laut%20(asteroida).html).
V. KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang Avertebrata Air
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Dari beberapa Filum yang telah
diamati, didapatkan 3 spesies dari Filum Echinodermata (bintang laut, bulu babi, dan teripang), 3 spesies dari Filum Mollusca (keong
laut, Cumi-cumi, dan Sotong), dan 2 dari Filum Arthropoda (kepiting dan udang).
2. Dari beberapa
organisme tersebut, ada beberapa
yang memiliki persamaan bentuk tubuh sehingga sulit untuk dibedakan yaitu pada organisme
cumi-cumi dan sotong.
3.
Organisme
dari Filum Mollusca memiliki struktur tubuh yang lunak.
4. Umumnya
organisme yang termasuk kedalam Filum arthropoda memiliki tubuh yang
beruas-ruas.
5.
Organisme
yang termasuk kedalam Filum Echinodermata memiliki kulit yang berduri, baik
duri pendek tumpul atau panjang tajam.
5.2. Saran
|
mas pliss donk daftar pustakanya ...!
BalasHapusMaaf gan, udh postingan lama jd gk tau dapusnya nyantol dmana..
BalasHapus