Powered By Blogger

Kamis, 06 Januari 2011

LAPORAN LENGKAP LIMNOLOGI



 
BAB I    PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Lebih kurang perempat bagian dari permukaan bumi tertutup oleh air. Dari segi ekosistem air dapat di bedakan menjadi air tawar, asin, laut, dan air payau. Dari beberapa air tersebut yang tersebar adalah air laut dan air payau, sisanya adalah air tawar yang justru dibutuhkan oleh manusia dan banyak jasad hidup lainnya untuk keperluan hidup.
Limnologi adalah ilmu yang mempelajari tentang air tawar dengan segala aspeknya baik fisik, kimia, dan biologi. Limnologi dapat di artikan pula sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat dan struktur dari perairan daratan yang meliputi mata air, sungai danau, kolam dan lingkungan seperti parameter fisik, kimia sertainteraksinya dengan kehidupan dari berbagai jenis air.
(http//ivanhodgson.wordpress.com/2010/07/13/limnologi).
Perairan adalah tempat hidup bagi seluruh biota air dan merupakan tempat yang sangat penting.  Suatu perairan terdiri dari biotik dan abiotik yang akan saling berinteraksi satu sama lain.  Perairan  terdiri dari laut, sungai, rawa, dan danau, dan kesemua itu merupakan tempat yang cocok untuk kegiatan budidaya perairan.
Danau adalah ceruk atau cekungan pada permukaan bumi yang berisi air. Ada banyak sekali tipe danau, dan umumnya dikelompokkan menurut asal usulnya. Sejumlah besar danau di dunia terbentuk oleh gletser dan lembaran es.  Danau merupakan tempat yang cocok untuk kegiatan budidaya perairan khususnya budidaya air tawar.  Walaupun danau tempat yang baik untuk kegiatan budidaya namun ada beberapa jenis danau yang kurang baik untuk kegiatan budidaya perairan, hal ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu keadaan fisik danau, keadaan kimia danau dan keadaan biologi danau.  Maka dari itu kami melakukan praktek Limnologi di Danau Tambing Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi Biromaru.
1.2    Tujuan dan kegunaan
Tujuan melaksanakan praktek Limnologi di Danau Tambing Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi Biromaru adalah untuk mengetahui keadaan fisika, kimia, dan biologi Danau Tambing dan untuk mengetahui apakah Danau Tambing cocok untuk kegiatan budidaya perairan.
Kegunaan melaksanakan praktek Limnologi di Danau Tambing Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi Biromaru adalah agar praktikan dapat mengaplikasikan semua teori-teori yang didapatkan selama perkuliahan dan dapat mengetahui keadaan fisika, kimia, biologi danau yang baik untuk kegiatan budidaya perairan.



 
BAB II    TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Defenisi Danau
Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi disuatu tempat yang cukup luas yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Kebanyakan danau adalah air tawar dan banyak berada di belahan bumi utara pada ketingggian yang yang lebih atas.
(http://defenisi-pengertian.blogspot.com/2010/07/pengertian-danau.html).
Danau juga merupakan suatu cekungan pada permukaan bumi yang berisi air. Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau pembangkit listrik tenaga air, sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan air bagi makhluk hidup sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan erosi.

2.2       Sifat Fisika Danau
2.2.1  Kecerahan
Kekeruhan air berbeda dengan yang lain, karena langsung dapat dilihat oleh panca indera. Jika keruhnya oleh plankton, hal itu sangat baik untuk nafsu makan namun jika keruhnya karena lumpur yang terlalu tebal itu akan menggangu. Kandungan lumpur yang terlalu pekat dalam air akan mengganggu penglihatan organisme sehingga menjadi salah satu sebab kurangnya nafsu makan ( Susanto, 1991).
Kekeruhan air dapat dianggap sebagai indikator kemampuan air dalam meloloskan cahaya yang jatuh kebadan air, apakah cahaya tersebut kemudian disebarkan atau diserap oleh air. Semakin kecil tingkat kekeruhan suatu perairan, semakin dalam cahaya dapat masuk kedalam badan air, dan demikian semakin besar kesempatan bagi vegetasi akuatis untuk melakukan proses fotosintesis (Asdak, 2007).
Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan atau sebagian cahaya yang diteruskan. Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan yang diungkapkan dengan satuan meter sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran dan padatan tersuspensi. Selain itu kecerahan sangat dipengaruhi oleh kedalaman perairan karena semakin dalam perairan maka daerah yang dalam tidak mampu lagi dijangkau oleh cahaya
(http//ideiyanhariini.blogspot.com/2007/02/oksigen terlarut.html).
2.2.2  Suhu
Menurut Irianto (2005) Organisme air memiliki derajat toleransi terhadap suhu dengan dengan kisaran tertentu yang sangat berperan bagi pertumbuhan, inkubasi telur, konversi pakan dan resistensi terhadap penyakit. Organisme air akan mengalami stres bila terpapar pada suhu diluar kisaran yang dapat ditoleransi. Pada dasarnya suhu rendah memungkinka air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernapasan pada ikan berupa menurunnya laju pernapasan dan denyut jantung.
Suhu juga berpengaruh pada kejenuhan (kapasitas air menyerap oksigen), karena semakin tinggi suhu yang diterima maka semakin sedikit oksigen yang dapat larut.
(http://hobiikan.blogspot.com/2009/01/oksigen-terlarut-bagi-kehidupan-ikan-html).
Menurut Susanto (1991) suhu air adalah salah satu sifat fisik yang dapat mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan badan ikan.
Kenaikan suhu air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau tidak sedap akibat tejadinya degredasi anaerobik yang mungkin terjadi (Suriawiria, 1996).
Suhu suatu perairan sangat dipengaruhi oleh musim, lintang dan ketinggian dari permukaan laut. Waktu dalam suatu hari dan sirkulasi udara , penutupan awan dan aliran serta kedalaman dari perairan. Menurut pernyataan Boyd Suhu perairan yang optimal yaitu kisaran 25 – 32 ºC
(http//ideiyanhariini.blogspot.com/2007/02/oksigen terlarut.html).
2.3       Sifat Kimia Danau
2.3.1  PH
Air hujan pada umumnya bersifat asam akibat kontak dengan karbondioksida dan senyawa sulfur alami di udara. Sulfur dioksida, nitrogen oksida serta hasil emisi industri lainnya akan lebih meningkatkan ke asaman air hujan. Adapun air murni bersifat netral (PH 7), pada kondisi demikian maka ion-ion penyusunnya (H+ dan OH) akan terdisosiasi pada keadaan setimbang (Irianto, 2005).
pH air biasanya dimanfaatkan untuk menentukan indeks pencemaran dengan melihat tingkat keasaman atau kebasaan air yang dikaji, terutama oksidasi sulfur dan nitrogen pada proses pengasaman dan oksidasi kalsium dan magnesium pada proses pembasaan. Angka indeks yang umum digunakan mempunyai kisaran antara 0-14 dan merupakan angka logaritmik negatif dari konsenterasi ion hidrogen didalam air (Asdak, 2007).
Pembatasan pH pula dilakukan, karena pH akan mempengaruhi rasa, korrosivitas air dan efisiensi chlorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksik dalam bentuk molekular, dimana dissosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH (Suriawiria, 1996).
Pada umumnya, bakteri tumbuh dengan baik pada pH netral dan alkalis, sedangkan jamur lebih menyukai pH rendah (kondisi asam). Oleh karena itu, proses dekomposisi bahan organik  berlangsung lebih cepat pada kondisi pH netral dan alkalis (Effendi, 2003).
Dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan sehingga air yang bersih akan bereaksi netral. Dalam air murni 1/10000000 teriokan sehingga pH air dikatakan sebesar 7. Peningkatan ion hidrgen yang menyebabkan nilai pH turun dan disebutkan sebagai larutan asam. Sebaiknya apabila ion hydrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan seperti ini disebut sebagai larutan basa.

Menurut Susanto (1991) keasaman air atau yang populer dengan istilah PH air sangat berperan dalam kehidupan ikan. Pada umumnya PH yang sangat cocok untuk semua jenis ikan berkisar antara 6,7 – 8,6. Namun begitu, ada jenis ikan yang karena hidup aslinya di rawa-rawa, mempunyai ketahanan untuk tetap bertahan hidup pada kisaran PH yang sangat rendah ataupun tinggi, yaitu antara 4 – 9, misalnya ikan sepat siam.
2.3.2  Oksigen Terlarut (DO)
Tabel 1.  Hubungan Antara kadar oksigen terlarut jenuh dan suhu pada tekanan    udara 760 mm Hg
Suhu ( oC )
Kadar Oksigen Terlarut (mg/liter)
0
14,62
1
14,22
2
13,83
3
13,46
4
13,11
5
12,77
6
12,45
7
12,14
8
11,84
9
11,56
10
11,29
11
11,03
12
10,78
13
10,54
Sumber : Cole (1983) dalam Hefni Effendi (2003).





Tabel 2. Hubungan Antara kadar oksigen terlarut jenuh dan salinitas pada tekanan    udara 760 mm Hg
Suhu
(oC)
Salinitas ( o/oo )
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
20
8,9
8,6
8,4
8,1
7,9
7,7
7,4
7,2
6,9
6,8
22
8,6
8,4
8,1
7,9
7,6
7,4
7,2
6,9
6,7
6,6
24
8,3
8,1
7,8
7,6
7,4
7,2
6,9
6,7
6,5
6,4
26
8,1
7,8
7,6
7,4
7,2
7,0
6,7
6,5
6,3
6,1
28
7,8
7,6
7,4
7,2
7,0
6,8
6,5
6,3
6,1
6,0
30
7,6
7,4
7,1
6,9
6,7
6,5
6,3
6,1
5,9
5,8
32
7,3
7,1
6,9
6,7
6,5
6,3
6,1
5,9
5,7
5,6
Sumber: Weber (1991) dalam Hefni Effendi (2003).
Menurut Mills dalam Effendi (2003)Atmosfer bumi mengandung oksigen sekitar 210 ml/liter. Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Kadar oksigen yang terlrut dalam perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu,salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian (altitude) serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil.
Menurut Zonneveld dalam Kordi K (2004) Kebutuhan oksigen mempunyai dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang tergantung pada keadaan metabolisme ikan. Perbedaan kebutuhan oksigen dalam suatu lingkungan bagi ikan dari spesies tertentu di sebabkan oleh adanya perbedaan struktur molekul sel darah ikan, yang mempengaruhi hubungan antara tekanan parsial dalam air dan derajat kejenuhan oksigen dalam sel darah.


Proses respirasi akar tanaman air yang menyerap oksigen dari udara dan melepaskan karbondioksida yang menyebabkan aerasi buruk akan terjadi akumulasi karbondioksida dan defisit oksigen. Konsekuensinya respirasi akar dan aktifitas mikrobia aerobik mutlak membutuhkan oksigen yang terlibat dalam penyediaan hara akan terganggu ( Hanafiah, 2005).
2.3.3  Karbondioksida Terlarut
Proses oksidasi akan mengeluarkan gas karbondioksida terlarut yang akan di gunakan lagi oleh tumbuhhan air untuk melakukan proses fotosintesis. Bakteri aerob yang hidup dalam air juga membutuhkan oksigen dalam proses pencernaan bahan organik yang berada dalam air (Khiatuddin, 2003).
Gas karbondioksida di atmosfer, bersama-sama dengan gas hidrogen monoksida (HO), gas metan (CH4) juga disebut gas-gas rumah kaca karena gas-gas tersebut ikut berperan terhadap terjadinya proses pemanasan global melalui peranannya dalam meningkatkan suhu atmosfer (Asdak, 2007).
Karbondioksida sangat mudah larut dalam pelarut, termasuk air. Dalam jumlah atau kadar tertentu, karbondioksida ini dapat merupakan racun. Ikan mempunyai naluri yang kuat dalam mendeteksi kadar karbondioksida dan akan berusaha mengghindari daerah atau area yang kadar karbondioksidanya tinggi (Lesmana, 2005).
Karbondioksida adalah gas yang tersusun atas satu atom karbon dan dua atom oksigen. Atmosfer bumi mengandung karbondioksida dengan persentase yang relative kecil (0,033%), meskipun persentase karbondioksida di atmosfer kecil, akan tetapi keberadaan karbondioksida di perairan relative banyak, karena karbondioksida memiliki sifat kelarutan yanag tinggi.
Sumber CO2 dalam perairan berasal dari :
1.      Difusi dari atmosfir
Karbondioksida yang terdapat di atmosfir mengalami difusi secara langsung dalam air, walaupun volume karbondioksida di atmosfir hanya sedikit.
2.      Air hujan
Air hujan melarutkan karbondioksida, kandungan sekitar 0,55-0,60 mg/l dari karbondioksida diatmosfir bumi.
3.      Air yang melewati tanah organik.
Tanah organic yang mengalami dekomposisi mengandung relative banyak karbondioksida sebagai hasil proses dekomposisi.
4.      Respirasi tumbuhan, hewan, bakteri aerob dan anaerob.
Respirasi tumbuhan dan hewan mengeluarkan karbondioksida, dekomposisi bahan organik pada kondisi aerob menghasilkan karbondioksida sebagai salah satu produk akhir.dekomposisi anaerob karbohidrat pada bagian dasar perairan, pada akhirnya akan menghasilkan karbondioksida.





2.3.4  Alkalinitas
Kapasitas air tawar di tentukan oleh alkalinitas karbonat dan secara umum di gambarkan sebagai setara dengan mg/liter kalsium karbonat (Irianto, 2005).
Alkalinitas merupakan penyangga(buffer) perubahan pH air dan indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan (Alaerts dan Ir. S. Sumetri. S).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Alkalinitas).

Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar.

2.3.5  Kesadahan
   Menurut untung (2002) kesadahan air menunjukkan tingkat kandungan mineral seperti kalsium, magnesium dan seng di dalam air. Jika kandungan unsur-unsur mineral tersebut tinggi maka air tersebut termasuk “keras” (hardness).
Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai kesadahan pada selang tertentu untuk hidupnya.  Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.
( http://www.o-fish.com/parameter_air.htm).
Kesadahan (hardness) adalah gambaran kation logam divalent (valensi dua) atau kesadahan adalah jumlah ion kalsium, magnesium, strontium dan barium yang sangat terdapat dalam air. Namun karena konsentrasi strontium dan barium yang sangat sedikit maka kesadahan lebih ditekan pada keberadaan ion kalsium dan magnesium saja. Nilai kesadahan air menunjukkan indikasi tentang sifat-sifat air dan juga indikasi tentang adanya pencemaran air. Kesadahan air berkaitan erat dengan kemampuan air untuk membentuk busa. Semakin sadah air, semakin susah untuk sabun untuk membentuk busa karena menadi prepitasi yang mengendap. Perairan dengan nilai kesadahan tinggi pada umumnya adalah perairan yang berada pada wilayah yang memiliki lapisan tanah puncak (top soil) tebal dan batuan kapur.

2.3.6  Ca dan Mg
Kesadahan umum atau "General Hardness" merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan (http://www.geocities.com/wpurwakusuma/parameter_air.htm).



Nilai kandungan kalsium (Ca2+) terlarut akan digunakan untuk menganalisis pengaruh litologi terhadap komposisi kimia airtanah. Magnesium (Mg2+) sebagai kation yang dijadikan parameter besar kecilnya pengaruh pelarutan litologi dalam air.
(http://wiretes.wordpress.com/2010/01/14/sifat-kimia-airtanah/).

2.4       Sifat Biologi Danau
2.4.1  Flora
Tumbuhan air atau hidrofolik ialah golongan yang mencakup semua tumbuhan yang hidup di air Bersauh (berakar dalam lumpurr  dan dasar air) atau tidak. Disamping tipe mikroskopik yang mengapung bebas dan berenang-renang yang merupakan dasar utama pembentukan kategori tersendiri yang di sebut plankton. Golongan hidrofolok cenderung melintas memotong golongan lainnya dan dengan itu sering ditiadakan dari spectrum biologi (Polunin, 1994).
Flora di suatu wilayah yang biasanya dijelaskan dalam istilah biologi untuk menyertakan genus dan spesies tanaman hidup, pilihan mereka tumbuh berkembang biak atau kebiasaan, dan sambungan ke satu sama lain di lingkungan juga.

2.4.2  Fauna
Pada perairan danau, hewan yang paling umum mendominasi danau adalah hewan dari golongan hewan bertulang belakang (hewan vertebrata) yakni ikan. Ikan-ikan tersebut berada pada setiap lapisan perairan baik pada zona litoral dan zona limnetik. Hal ini di sebabkan oleh kemampuan gerak ikan. Biasanya ikan-ikan bergerak bebas antar zona litoral dan limnetik, akan tetapi bagian besar ikan-ikan meenghabiskan waktunya di derah litoral dan kebanyakan daei mereka berkembang biak di daerah tersebut (Odum, 1996).
Flora dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah penyelidikan dari kelompok tanaman, serta bakteri. Flora adalah akar kata bunga, yang berarti menyangkut bunga.

2.4.3  Produktifitas Primer
Produktivitas primer merupakan hasil fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan berklorofil, dalam pengaturan metabolisme komunitas yang dipengaruhi oleh intensitas cahaya, karbondioksida (CO2), dan faktor temperatur (Barus, 2002).
Menurut Bayard (1983), produksi umum atau produktifitas primer merupakan hasil produksi zat-zat organik yang baru dari substreat-substrat anorganik. Hasil produksi ini, dapat berupa energi atau zat-zat organik yang baru. Produktifitas primer kebanyakan di lakukan dengan cara fotosintesis. Produktifitas primer dalam air  di pengaruhi oleh suhu, perubahan salinitas, penyinaran, kedalaman, dan organisme akuatik (plankton dan spesies lain) serta di pengaruhi juga oleh daur siang dan musiman. Sehingga terjadi perubahan produksi antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya.



 
BAB III.  METODE PRAKTEK
3.1       Waktu dan tempat
Kegiatan praktek Limnologi dilaksanakan pada hari Minggu, 21 November 2010, dengan interval waktu dua jam. Praktek ini di mulai pada pukul 12.00 WITA sampai selesai, dan bertempat di Danau Tambing Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi Biromaru.
3.2  Alat dan bahan
3.2.1  Alat
Alat yang digunakan dalam praktek Limnologi adalah :
  1. Pipet tetes
  2. Pipet skala
  3. Gelas ukur
  4. Erlenmeyer
  5. Buret
  6. Statif
  7. Termometer
  8. Botol semprot
  9. Botol BOD
  10. Karet penghisap
  11. Ember
  12. Tisu
  13. Alat tulis menulis
  14. Secchi disck
3.2.2  Bahan
3.2.2.1  Oksigen terlarut
1.      Air sampel
2.      Larutan Mangano sulfat (MnSO4)
3.      Alkali – iodida (NaOH + KI)
4.      Asam sulfat (H2SO4)
5.      Indikator Amylum
6.      Standar Sodium Thiosulfat (Na2S2O3)
7.      Larutan standar 0,025 N
3.2.2.2  Karbondioksida terlarut
1.      Air sampel
2.      Indikator phenolpthalein (PP)
3.      Larutan H2SO4 0,02 N
4.      Larutan Na2CO3 0,045 N
5.      Indikator Methyl Orange 0,05 M
3.2.2.3  Alkalinitas
1. Air sampel
2.  Larutan indicator Methyl Orange (MO)
3.  Larutan standard peniter asam sulfat (H2SO4) 0,02 N
4.  Larutan indicator Phenolphthalein (PP)



3.2.2.4  Kesadahan
1.  Air sampel
2.  Larutan buffer
3.  Larutan indikator EBT (Eriochrome black T)
4.  Larutan peniter (Na2EDTA)
3.2.2.5  Ca dan Mg
1.  Air sampel
2.  Larutan indikator Muroxida
3.  Larutan peniter Na2EDTA
4.  Larutan NaOH 1 N
3.3  Prosedur kerja
3.3.1  Sifat fisika danau
3.3.1.1  Kecerahan
1.    Turunkan Secchi disck pada perairan hingga kedalaman tertentu.
2.    Amati secchi disck hingga tak nampak dan mencatat kedalamnnya.
3.    Naikkan kembali secchi disck hingga nampak kembali dan mencatat kedalamannya.
3.3.1.2    Suhu
1.      Turunkan pangkal termometer kedalam perairan.
2.      Mencatat skala suhu yang di tunjuk.



3.3.2        Sifat kimia danau
3.3.2.1  Oksigen terlarut (DO)
1.   Memasukkan air sampel kedalam botol BOD dengan hati hingga tak ada gelembung udara di dalam botol BOD.
2.   Kemudian menambahkan 1 ml MnSO4 dengan menggunakan pipet sampai ke dasar botol.
3.  Dengan menggunakan pipet lain, menambahkan 1 ml larutan alkal-iodida-azide (NaOH + KI).  Setelah itu menutup kembali botol BOD dengan hati-hati hingga tak ada gelembung udara yang terbentuk.
4.  Kemudian botol dibolak-balikkan selama beberapa kali hingga terbentuk endapan, dan diamkan botol beberapa saat hingga endapan menetap di dasar botol kurang lebih setengah volume botol BOD.
5.  Membuka kembali tutup botol BOD, kemudian menambahkan 1 ml   H2SO4 pekat dan menutup kembali botol BOD dan membolak-balikan botol beberapa kalib hingga semua endapan larut kembali.
6.  Kemudian menakar larutan dari botol BOD sebanyak 50 ml ke dalam Erlenmeyer dengan hati-hati agar terjadi aerasi.  Kemudian melakukan titrasi dengan Na2S2O3 sebanyak 5 tetes hingga terjadi perubahan warna dari warna kuning tua menjadi kuning muda dan mencatat volume titrasi yang digunakan.


7. Setelah itu menambahkan beberapa tetes indicator amiylum hingga terbentuk warna biru. Kemudian dititrasi kembali dengan Na2S2O3  hingga warna larutan menjadi bening dan mencatat volume titrasi  yang digunakan.

3.3.2.2  Karbondioksida terlarut

3.3.2.2.1        Karbondioksida bebas
1.  Masukkan 50 ml air sampel ke dalam labu Erlenmeyer dengan hati-hati untuk menghindari pengaruh aerasi atau difusi CO2  dalam air yang akan diperiksa.
2.    Teteskan 4-5 tetes indicator PP.  Putarlah labu ukur dengan tenang dan hati-hati agar PP tersebut tersebar merata.
3.   Bila larutan PP yang diberikan tetap bening (tidak berwarna), maka selanjutnya larutan di titrasi  dengan Na2CO3  0,45N dari pipet skala setetes demi setetes. Tiap kali tetesan jatuh, putarlah labu tersebut dengan cepat dan teratur tapi jangan terlalu keras.
4. Bila warna pink yang ditimbulkan oleh tetesan titran tersebut masih tetap bening, maka titrasi masih terus dilakukan hingga warna merah jambu tetap berwarna merah jambu.
3.3.3.2.2        Karbondioksida terikat
1.  Masukkan 50 ml air sampel ke dalam labu Erlenmeyer dengan hati-hati untuk menghindari pengaruh aerasi atau difusi CO2  dalam air yang akan diperiksa.
      2.  Teteskan 4-5 tetes indicator PP.  Putarlah labu ukur dengan tenang dan  tenang agar PP tersebut tersebar merata.
3. Bila warna merah jambu yang ditimbulkan oleh tetesan titran tersebut masih tetap bening, maka titrasi masih terus dilakukan hingga warna merah jambu tetap berwarna merah jambu.
4. Jika setelah penambahan indicator PP larutan berubah menjadi warna merah jambu maka air sampel dititrasi dengan menggunakan H2SO4 (HCL) 0,02N dari pipet skala setetes demi seteteshingga larutan kembali menjadi bening.
3.3.2.3  Alkalinitas
3.3.2.1 PP Alkalinitas
1. Mengambil air sampel sebanyak 50 ml dan tambahkan 5 tetes PP (phenolphtlein).
2. Dan apabila  tidak  terjadi perubahan warna, maka tidak ada PP alkalinitas. Dan mengambil larutan MO (Metil Orange) untuk merubah warna jadi kuning. Setelah itu, titrasi dengan larutan H2SO4 (asam sulfat) ­agar warna kuning berubah menjadi warna orange. Kemudian hitung larutan H2SO4  yang digunakan (M).





3.3.2.2 Total Alkalinitas
1. Mengambil air sampel sebanyak 50 ml dan tambahkan 5 tetes PP (phenolphtlein).
2. Apabila terjadi perubahan warna seperti warna pink, maka langsung titrasi dengan larutan H2SO4 (asam sulfat) sampai warna pink menjadi hilang. Lalu hitung larutan  H2SO4  yang digunakan (P).
3. Masukkan larutan MO (Metil Orange) untuk merubah warna jadi kuning, lalu titrasi dengan larutan H2SO4  (asam sulfat) sampai warna kuning menjadi orange. Kemudian hitung larutan H2SO4  yang digunakan (B).
3.3.2.4  Kesadahan
1.  Hal pertama yang dilakukan yaitu memasukkan air sampel ke dalam gelas ukur sebanyak 50 ml.
2.  Kemudian memindahkan air sampel tersebut ke dalam labu Erlenmeyer, lalu menambahkan 1 ml larutan buffer, sambil memutar-mutar labu tersebut secara teratur.
3.  Kemudian menambahkan lagi larutan indikator EBT sebanyak 4 tetes yang akan menghasilkan warna merah anggur.
4.  Setelah itu menitrasi larutan tersebut dengan peniter (Na2EDTA) dengan menggunakan buret setetes demi setetes hingga terjadi perubahan warna merah anggur menjadi biru murni.
5.   Kemudian mencatat volume peniter yang digunakan.

3.3.2.5  Ca dan Mg
1.  Hal pertama yang kita lakukan adalah memasukkan air sample ke dalam Erlenmeyer sebanyak 50 ml.
2.  Kemudian menambahkan 1 tetes NaOH.
3. Menambahkan indicator muroxida sebanyak 0,2 gram.  Setelah menambahkan indicator muroxida, kemudian mengaduknya.  Apabila Ca ada, maka warna pink akan terlihat.
4.  Kemudian dititrasi dengan Na2EDTA sambil dikocok, hingga warna pink berubah menjadi ungu anggrek dan mencatat volume peniter yang digunakan.

3.3.3          Sifat biologi
3.3.3.1    Flora
Cara kerja praktek Limnologi mengenai flora yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan.
3.3.3.2    Fauna
Cara kerja praktek Limnologi mengenai fauna yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan.
3.3.3.3    Produktivitas primer
1.      Menyiapkan 2 botol  BOD.  Salah satu botol BOD diberi lakban hitam.
2.      Mengisi botol BOD dengan sampel hingga penuh.
3.      Menenggelamkan botol BOD dengan kedalam sama.
4.      Botol BOD dibiarkan di dalam danau selama 24 jam.
5.      Setelah 24 jam, kemudian mengambil botol BOD dan melakukan titrasi dengan perlakuan yang sama pada titrasi oksigen terlarut.
3.4  Analisa data
            3.4.1  Oksigen terlarut
Mg/l O2 terlarut          =   
Dimana :          1000    = ml / l air
8           =  jumlah mg/l O2 setara 0,025 N N2S2O3
V          =  volume air sample yang di titrasi
P          =  volume titran (N2S2O3) yang digunakan
            3.4.2  Karbondioksida terlarut
3.4.2.1  Karbondioksida bebas
      Mg / CO2 bebas           =  
      Dimana            1000    = ml per liter air
                              0,5       = jumlah mg/l CO2 setara 0,045 N2CO3
                              V         = volume  air sampel yang ditirasi
                              p          = volume titran (N2CO3) yang digunakan
3.4.2.2       Karbondioksida terikat
       Mg / CO2 bebas =
      Dimana            1000    = ml per liter air
0,5       = jumlah mg/l CaCO3 setara 0,02 N H2SO4  V           = volume  air sampel yang ditirasi
                              p          = volume titran (H2SO4) yang digunakan
            3.4.3  Alkalinitas
PP alkalinity                =  CaCO3
Total alkalinity            =  CaCO3
            Dimana            : M,P,B            = volume peniter
                                       N                  = normalitas peniter (H2SO4 0,02 N
                                       V                  = volume air sample
            3.4.4  Kesadahan
Kesadahan total          =  mg/l CaCO3
Dimana :         P         = volume peniter
                        M         = molaritas peniter (Na2EDTA 0,01 M)
   100       = berat molekul CaCO3
                                    1000    = jumlah liter ke milliliter
            3.4.5  Ca dan Mg
            Kadar Ca sebagai CaCO3       =  volume peiter x 10 = ppm
            Kadar Mg sebagai CaCO3      =  Nilai kesadahan – nilai Ca = ppm
            Kadar Mg sebagai MgCO3     =  Mg sebagai CaCO3 x 0,84258 = ppm
            Ca 2+                                      = Ca sebagai CaCO3 x 0,4 = ppm
            Mg2+                                      =  Mg sebagai MgCO3 x 0,298 = ppm



3.4.6  Produktivitas primer
Sumber energi primer bagi ekosistem adalah cahaya matahari, energi cahaya matahari hanya dapat di serap oleh organisme tumbuhan hijau dan organisme fotosintesis, energi cahaya di gunakan untuk mensintesis molekul anorganik menjadi organik yang kaya energi.

 
BAB IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Gambaran umum danau
Danau adalah sejumlah air(tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas yang dapt terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat di pakai sebagi sarana rekreasi, dan olahraga. Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa air tawar atau asin yang seluruh cekungan tersebut di kelilingi oleh daratan.






4.2  Sifat fisika danau
4.2.1  Kecerahan
Grafik 1.  Kecerahan


 
 






Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerahan salah satunya dipengaruhi
oleh sinar matahari yang masuk kedalam perairan.  Selain itu kecerahan juga dipengaruhi oleh apa yang dikandung di dalam perairan.
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan yang diungkapkan dengan satuan meter sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran dan padatan tersuspensi. Selain itu kecerahan sangat dipengaruhi oleh kedalaman perairan karena semakin dalam perairan maka daerah yang dalam tidak mampu lagi dijangkau oleh cahaya
(http//ideiyanhariini.blogspot.com/2007/02/oksigen terlarut.html).
       Seperti data yang di dapat dari hasil praktek lapang di danau tambing mengenai kecerahan yaitu semakin tinggi matahari terbit maka kecerahannya pun bertambah, akan tetapi ketika matahari mulai menurun hingga terbenam kecerahan pun perlahan-lahan mulai berkurang.

4.2.2  Suhu
Grafik 2.  Suhu


 
 







Hasil pengukuran suhu pada danau tambing menunjukkan bahwa ketika siang hari tepatnya pukul 12.00 Wita suhu pada danau meningkat hingga mencapai 340C. Saat matahari mulai terbenam suhu berangsur-angsur menurun, hingga tengah malam tepatnya pukul 24.00 Wita suhu mencapai 280C, Ketika di lakukan pengukuran yang  ke-8 yaitu pukul 02.00 Wita suhu mulai stabil sampai pukul 04.00 Wita yaitu 240C. Hal ini menunjukkan bahwa suhu terttinggi pada danau tambing yaitu pukul 12.00 Wita, sedangkan suhu terendah terjadi pukul 02.00 Wita sampai pukuul 04.00 Wita.
Suhu suatu perairan sangat dipengaruhi oleh musim, lintang dan ketinggian dari permukaan laut. Waktu dalam suatu hari dan sirkulasi udara , penutupan awan dan aliran serta kedalaman dari perairan. Menurut pernyataan Boyd Suhu perairan yang optimal yaitu kisaran 25 – 32 ºC
(http//ideiyanhariini.blogspot.com/2007/02/oksigen terlarut.html).


4.3  Sifat kimia danau
4.3.1        Oksigen terlarut
  Grafik 3. Oksigen Terlarut


 
 






Dari data hasil praktek di danau Tambing dapat di simpulkan bahwa pada malam hari terjadi stratifikasi suhu dan oksigen.  Sedangkan pada siang hari suhu dan kadar oksigen terlarut stabil.  Kadar oksigen di danau Tambing ini cocok untuk kegiatan budidaya perairan.
Menurut Zonneveld dalam Kordi K (2004) Kebutuhan oksigen mempunyai dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang tergantung pada keadaan metabolisme ikan.
4.3.2        Karbondioksida terlarut
    Grafik 4. Karbondioksida Terlarut


 
 






Proses oksidasi akan mengeluarkan gas karbondioksida terlarut yang akan di gunakan lagi oleh tumbuhhan air untuk melakukan proses fotosintesis. Bakteri aerob yang hidup dalam air juga membutuhkan oksigen dalam proses pencernaan bahan organik yang berada dalam air (Khiatuddin, 2003).
Dari data praktek lapang di danau lindu di dapatkan hasil karbondioksida tertinggi terjadi pada pukul 06.00 Wita yaitu mencapai 15 mg/liter. Ini menunjukkan bahwa danau tambing cocok untuk kegiatan budidaya karena jumlah kadar karbondioksida terlarutnya masih normal dan tidak mengganggu biota dalam perairan.
4.3.3   Alkalinitas
    Grafik 5. pP dan Total Alkalinitas


 
 







        Kapasitas air tawar di tentukan oleh alkalinitas karbonat dan secara umum
di gambarkan sebagai setara dengan mg/liter kalsium karbonat (Irianto, 2005)
Dari data hasil praktek lapang di danau tambing dapat di tarik kesimpulan bahwa danau tambing memiliki alkalinilitas yang dapat ditoleransi oleh biota air.
4.3.4        Kesadahan
   Grafik 6. Kesadahan


 
 






Nilai kesadahan air menunjukkan indikasi tentang sifat-sifat air dan juga indikasi tentang adanya pencemaran air. Perairan dengan nilai kesadahan tinggi pada umumnya adalah perairan yang berada pada wilayah yang memiliki lapisan tanah puncak (top soil) tebal dan batuan kapur.
Dari data hasil praktek lapang di danau tambing kami menemukan bahwa air danau tambing termasuk dalam kesadahan dengan tingkat lunak, namun pada waktu tertentu air danau menjadi sangat sadah dengan tingkat kesadahan keras.


4.3.5        Ca dan Mg
 
    Grafik 7. Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg)








Kesadahan umum atau "General Hardness" merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan (http://www.geocities.com/wpurwakusuma/parameter_air.htm).
Di dalam perairan Ca dan Mg sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas perairan khususnya kesadahan, karena nilai kesadahan ditentukan oleh banyaknya Ca dan Mg diperairan.  Tinggi rendahnya kesadahan akan membawa pengaruh kepada biota budidaya.  Misalnya, mempengaruhi transfer hara dan hasil sekresi melalui membrane dan dapat mempengaruhi kesuburan, fungsi organ dalam dan pertumbuhan.


4.4  Sifat biologi
4.4.1  Flora
Dari data hasil praktek Limnologi di danau tambing kami mendapatkan beberapa flora yang hidup di perairan danau Tambing, salah satunya adalah.
1.     
Divisi              :  Magnoliophyta
Kerajaan         :  Plantae
Kelas               :  Magnoliopsida
Ordo               :  Nymphaeales
Genus             :  Nymphaea
Famili              :  Nymphaeaceae
 
Teratai








2.     
Kerajaan              :  Plantae
Divisi                   :  Magnoliophyta
Kelas                   :  Magnoliopsida
Ordo                    :  Solanales
Genus                  :  Ipomoea
Spesies                 :  I. aquatica
Famili                   :   Convolvulaceae
 
Kangkung











3.     
Kerajaan              :  Plantae
Divisi                   :  Hepaticophyta
Kelas                   :  Hepaticosida
Ordo                    :  Hepaticoceales
Genus                  :  Hepaticopsida
Spesies                 :  Hepaticopsida sp
Famili                   :   Hepaticoceae


 
Lumut








4.4.2        Fauna
Dari data hasil praktek Limnologi di Danau tambing kami mendapatkan beberapa fauna yang hidup di perairan danau Tambing, salah satunya adalah:
1.     
Kingdom             :  Animalia
Filum                   :  Chordata
Class                    :  Piscess
Subclass               :  Teleostei
Ordo                     :  Pertomorphi
Famili                  :  Cochlidae
Genus                  :  Oreochremis
Spesies                 :  Oreochremis moscambicus

 
Ikan Mujair











2.     
Kingdom             :  Animalia
Filum                   :  Chordata
Class                    :  Piscess
Subclass               :  Teleostei
Ordo                    :  Pertomorphi
Famili                  :  Cyprinidae
Genus                  :  Cyprinus
Spesies                 :  Cyprinus carpio

 
Ikan Mas








3.     
Kerajaan              :  Animalia
Filum                   :  Chordata
Class                    :  Actinopterygii
Ordo                    :  Synbranchiformes
Upaordo              :  Synbranchoidei
Famili              :  Synbranchidae

 
Ikan Belut






4.     
Kerajaan              :  Animalia
Filum                   :  Chordata
Class                    :  Actinopterygii
Ordo                    :  Synbranchiformes
Upaordo              :  Synbranchoidei
Famili                  :  Synbranchidae

 
Ikan Gabus






5.     
Kerajaan              :  Animalia
Filum                   :  Chordata
Class                    :  Actinopterygii
Ordo                    :  Cypriniformes
Genus                  :  Cyprinus
Famili                  :  Cyprinidae
Spesies                 :  C. carpio

 
Ikan Koi







6.     
Kerajaan              :  Animalia
Filum                   :  Chordata
Class                    :  Osteichtyes
Ordo                    :  Perciformes
Genus                  :  Oreochromis
Famili                  :  Cichlidae
Spesies                 :  Oreochromis niloticus

 
Ikan Nila







7.     
Kindom               :  Animalia
Subkingdom        :  Metazoa
Subfilum              :  Vertebrata
Super class           :  Amphibia
Ordo                    :  Anura
Famili                  :  Ranidae
Genus                  :  Rana
Spesies                 :  Rana cancrivora

 
Katak






4.4.3        Produktifitas primer
Dari hasil praktek lapang pada kolam di desa kotapulu, kecamatan dolo, kabupaten sigi kami memperoleh hasil sebagai berikut:
1.      Pada kolam tersebut tumbuh beberapa jenis flora yang dapat di manfaatkan oleh organisme kolam tersebut,
2.      Teratai dapat di manfaatkan sebagai tempat berlindung bagi ikan dan  substrat untuk menempelkan telur,
3.      Kangkung dan lumut dapat di manfaatkan oleh organisme di dalam kolam sebagi pakan alami,
4.      Terdapat pula beberapa jenis fauna yang hidup di kolam tersebut, seperti ikan dan katak,
5.      Dalam satu kolam terdapat beberapa jenis ikan, seperti ikan mas, koi, mujair, nila, belut, lele, dan ikan gabus.


 
BAB V.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1    Kesimpulan
Dari kegiatan praktek Limnologi di desa Rano, kami dapat menarik kesimpulan bahwa :
  1. Dari data hasil praktek di dapat kecerahan tertinggi pada danau Tambing yaitu 4 m tepatnya pada pukul 12.00 Wita.
  2. Kecerahan danau Tambing terendah terjadi pada pukul 20.00 Wita yaitu 0,3 m.
  3. Suhu tertinggi pada danau tambing terjadi pada siang hari tepatnya pada pukul 12.00 Wita yaitu 300C, sedangkan suhu terendah mencapai 240C pada pukul 02.00 dan 04.00 Wita.
  4. Karbondioksida terlarut pada danau tambing berubah-ubah setiap kali di lakukan pengukuran dengan interval waktu 2 jam.
  5. Di lihat dari kadar karbondioksida terlarut yang terdapat di danau tambiing, danau tambing baik di jadikan tempat budidaya karena kadar karbondioksida terlarut yang tertinggi hanya mencapai 13 mg/liter.
6.      danau tambing memiliki alkalinilitas yang dapat ditoleransi oleh biota air.
7.      Total kesadahan yang terdapat pada danau tambing tertinggi yaitu 210 mg/liter terjadi pada pukul 16.00 Wita.
  1. Kalsium dan Magnesium sangat menentukan nilai kesadahan.
  2. Kadar Ca dan Mg yang berlebihan akan membuat air keruh.
  3. Danau tambing cocok untuk kegiatan budidaya perairan.
5.2    Saran
Dari data praktek lapang di danau tambing kami sebagai praktikan ingin menyarankan kepada masyarakat khususnya masyarakat yang ingin melakukan budidaya di danau tambing hendaknya agar selalu memperhatikan kualitas air sebelum melakukan budidaya perairan. Kami berharap agar danau tambing dapat di manfaatkan potensinya oleh masyarakat, karena danau tambing memiliki potensi yang baik untuk budidaya.

17 komentar:

  1. Cool blog you got here 168 8099 apk scr888 casino game 4 and thank you for the valuable info.

    BalasHapus
  2. Valuable site, where did u come up with the information in this posting? I am pleased I discovered scr888 apk all version it though, ill be checking back soon to find out what new content pieces u have.

    BalasHapus
  3. Thanks for always being the source that explains Rapid Slim
    things instead of just putting an unjustified answer out there. I loved this post.

    BalasHapus
  4. I have live22 games been reading your scr888 kiss posts regularly scr888 download 2019. I need to say that you scr888 android and ios download are doing a fantastic job. Please keep up the great work.

    BalasHapus
  5. I really enjoy scr888 company reading your blog as the scr888 casino download apk free download postings are so simple scr888 casino malaysia to read and follow. Outstanding. Please keep it up. Thanks.

    BalasHapus
  6. Thanks for 918kiss company malaysia the post. Im a agent 918kiss malaysia big fan of the 918kiss ios blog, i've even put 918kiss app a little bookmark right on the tool bar 918kiss download 2019 of my Firefox you'll be happy to find out!

    BalasHapus
  7. Cool blog you got here xe88 download link and thank you for the valuable info.

    BalasHapus
  8. You're soooo talented in writing 918kiss free credit. God is truly utilizing you in tremendous ways.

    BalasHapus
  9. I really love your weblog, Its great to find not live casino bonus absolutely everyone is just posting a ton of rubbish these days!

    BalasHapus
  10. Ultra Fast Keto Boost The activity of liraglutide is because of the way that the particle emulates the activity of a peptide called GLP-1 (glucagon-like peptide) that is emitted
    by the gut and tells the mind that you are fulfilled, decreasing appetite. What's more, liraglutide is in charge of expanding insulin emission and normalizing blood glucose levels
    https://purefitketodietplan.com/ultra-fast-keto-boost/

    BalasHapus
  11. To reduce the effects of fructose on glycaemia, strive consuming the fruit with another supply of fiber, consisting of flax flour and chia seeds;
    As this is also the a part of the meals that most concentrates residues of Pesticides , the top is to opt on every occasion possible for natural culmination;
    https://ketofireweightloss.tumblr.com/

    BalasHapus
  12. They want gastrointestinal features , lowering the chance Go Ketogenic of constipation and colon cancer. Fermented milks, yoghurts and different fermented dairy merchandise.
    practical Feeding x top sense
    As a part of a balanced eating regimen there must be the inclusion of healthful ingredients, especially the purposeful ones,
    https://goketoganic.com/

    BalasHapus
  13. Because of the great German immigration after the Go ketogenic First War, the sport arrived in Brazil, especially in the south.
    https://goketoganic.com/

    BalasHapus
  14. The sport practiced in the hall was made official in 1954, Go ketogenic and the teams of seven players contained in a smaller space pleased participants and the Brazilian Sports Confederation, which created a department only for Handball.
    https://goketoganic.com/

    BalasHapus
  15. Use the utility when confidence or pick to invest in various gambling games or experience gambling players afterward to gamble through mobile have a peek at these guys phones and Internet signals. I wish that every gambler will have the opportunity to attract their attention nowadays. And use the benefits or learn to doing or pick to play a role in various gambling games and use the help to concur yourself without having to gamble Pornphan at the gambling or casino.

    BalasHapus
  16. following a company website these businesses are clever to meet the expense of customers in imitation of stirring to date information regarding specific products or services. Digital promotion companies can click here now along with assist in the manner of search engine optimization (SEO). This is important as it helps ensure that potential customers are nimble to locate your company later than they conduct a search for determined products or services.

    BalasHapus