I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanisme, dan cara kerja dari organ, jaringan, dan sel-sel organisme. Fisiologi juga merupakan ilmu yang mempelajari faktor-faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan. Jenis kehidupan yang dimaksudkan disini yaitu, mulai dari makhluk hidup sederhana seperti virus yang bersel satu sampai manusia yang mempunyai susunan sel yang lebih rumit, dan mempunyai sifat-sifat fungsional tersendiri. Sedangkan fisiologi ikan adalah ilmu yang mempelajari fungsi kegiatan kehidupan zat hidup (organ, jaringan, atau sel) dan fenomena fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan ikan.
Air merupakan media hidup ikan yang secara fisika juga merupakan zat cair dengan kepadatan molekul yang lebih rendah dibandingkan denagn zat cair lainnya. Oleh sebab itu benda yang berada dalam air akan mencapai gaya kesemua arah misalnya gaya gravitasi dan gaya apung.
Benda yang berada di dalam air akan mendapatkan gaya dari semua arah, misalnya gaya gravitasi dan gaya apung. Karena air adalah zat cair yang kepadatan molekulnya lebih rendah dibandingkan dengan zat padat dan lebih padat bila dibandingkan dengan gas. Agar ikan dapat bertahan hidup dan dapat menjaga keseimbangan tubuhnya di dalam air maka ikan di lengkapi dengan organ keseimbangan. Organ-organ tersebut adalah: linea lateralis (gurat sisi), vesica natatoria (gelembung renang) dan sirip.
Praktek ini dilaksanakan untuk mengenal tingkah laku dan keseimbangan tubuh ikan agar nantinya dapat bermanfaat bagi perkembangan usaha budidaya ikan di perairan tawar.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Fisiologi Biota Air mengenai Keseimbangan Tubuh Ikan adalah agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi masing-masing dari organ keseimbangan pada ikan dan mengetahui ciri-ciri ikan yang mempunyai organ keseimbangan yang tidak berfungsi dengan baik. Kegunaannya adalah agar mahasiswa dapat pengalaman dan mahasiswa bisa membandingkan antara teori yang telah di dapatkan pada saat perkuliahan dan keadaan sebenarnya di lapangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Organ-organ keseimbangan pada ikan adalah gelembung renang, gurat sisi, dan sirip. Gelembung renang hanya terdapat pada ikan teleostei, gelembung renang berfungsi sebagai alat hidrostatik untuk menyesuaikan diri dengan tekanan air terhadap tubuhnya, sebagai alat bantu pernapasan dan alat resonasi udara (http://www.aquaculture-unri.blogspot.com/2009/02/penggolongan-dan-klasifikasi-ikan.html).
Ikan memiliki sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur misalnya sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Dimana sirip belakang terdapat lubang anus. Di sisi tubuh ikan memanjang ke belakang terdapat gurat sisi dan di dalam gurat sisi tersebut terdapat ujung-ujung saraf neromas (Mahardono, 1979).
Menurut Subani (1979), sirip yang mudah digerakkan, digunakan untuk berenang yaitu untuk dapat menyeimbangkan tubuhnya di dalam air, mengemudi serta untuk merem. Sewaktu sirip ekor mengemudi dan mendorong, sirip punggung menjaga agar luncurannya seimbang.
Sisik pada ikan berfungsi untuk mempermudah dinamika ikan di dalam air juga untuk mepertahankan kecepatan dan kegesitan ikan dalam air. Selain itu juga brfungsi untuk menjaga suhu ikan.
(http//www.answer.yahoo.com/question/index?qid=20070726061420AAE6AJJ).
Linea lateralis adalah indra keenam pada ikan linea lateralis sangat penting dalam memulai respon tingkah laku untuk menghindari hambatan sambil berenang, untuk bergerombol, untuk menghindari predator, atau untuk menangkap mangsa. Linea lateralis bekerja sebagai reseptor hidrodinamik atau detector pergerakkan frekuensi rendah sebagai organ pendengaran dalam air (Fujaya 2004).
III. METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Biota Air mengenai Keseimbangan Tubuh Ikan dilaksanakan pada hari Senin, 18 April 2011, pukul 13.00 WITA sampai dengan selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktek Fisiologi Biota Air adalah akuarium, gunting, dan alat tulis menulis. Bahan yang digunakan dalam praktek fisiologi biota air adalah air dan ikan mas (Cyprinus carpio).
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada pengamatan Keseimbangan Tubuh Ikan adalah sebagai berikut :
1. Pertama-tama menyiapkan akuarium dan mengisinya dengan air (di sesuaikan dengan besar akuariumnya) dan menyiapkan ikan sebagai bahan praktek.
2. Pada percobaan pertama meletakkan ikan normal ke dalam akuarium dan mengamati gerakannya dan mencatatnya.
3. Pada percobaan kedua memasukkan ikan ke dalam akuarium dengan memotong sirip dorsalnya, kemudian mengamati gerakannya dan mencatat hasil pengamatannya.
4. Pada percobaan ke tiga memasukkan ikan ke dalam akuarium dengan memotong sirip pectoralnya, kemudian mengamati gerakannya dan mencatat hasilnya.
5. Pada percobaan ke empat memasukkan ikan ke dalam akuarium dengan memotong sirip ventralnya, kemudian mengamati geraknya dan mencatat hasil pengamatannya.
6. Pada percobaan ke lima memasukkan ikan ke dalam akuarium dengan memotong sirip anal pada ikan, kemudian mengamati gerakannya dan mencatat hasilnya.
7. Pada percobaan ke enam memasukkan ikan ke dalam akuarium dengan memotong sisip caudalnya, kemudian mengamati gerakannya dan mencatat hasilnya.
8. Pada percobaan ke tujuh memasukkan ikan ke dalam akuarium dengan memotong seluruh siripnya, kemudian mengamati gerakannya dan mencatat hasilnya.
9. Pada percobaan ke delapan memasukkan ikan ke dalam akuarium dengan mencabuti seluruh sisiknya, kemudian mengamati gerakannya dan mencatat hasilnya.
10. Pada percobaan ke sembilan memasukkan ikan ke dalam akuarium dengan merusak sisik linea lateralisnya, kemudian mengamati gerakannya dan mencatat hasilnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan dari pengamatan yang telah kami lakukan selama praktek mengenai keseimbangan tubuh ikan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Keseimbangan tubuh ikan
Pemotongan sirip | Ciri-ciri |
Normal | - Gerakan ikan lincah - Tubuh ikan seimbang - pergerakkannya stabil |
Dorsal | - Pergerakkannya hanya di dasar - Pergerakannya lambat - Keseimbangannya tidak stabil dan sering menabrak dinding |
Pectoral | - Susah untuk membelokkan tubuhnya - Posisi kepala selalu menukik kebawah |
Ventral | - Berenang tidak terarah - Selalu menabraki dinding - Selalu berenang di dasar |
Anal | - Selalu berenang di dasar - Posisi kepala menukik kebawah - Gerakannya lambat |
Caudal | - Gerakannya tidak lurus - Gerakannya lambat - Posisi kepala menukik kebawah |
Semua sirip | - Keseimbangan tubuhnya hilang - Tidak mampu untuk berenang |
Sisik | - Pergerakkannya agresif namun sering menabraki dinding akuarium |
Linea lateralis dirusak | - Pergerakkannya sangat agresif - Sering kepermukaan - Selalu menabrak dinding akuarium. |
4.2. Pembahasan
Pada pengamatan keseimbangan tubuh ikan kami menemukan bahwa pada ikan normal yang tidak di rusak alat keseimbangannya maka akan memiliki keseimbangan tubuh yang baik, sedangkan pada ikan yang telah di rusak alat keseimbangannya akan mengalami gangguan dalam pergerakannya. Hal ini jelas terlihat pada saat di lakukan pemotongan dan pengrusakan pada organ keseimbangannya.
Ikan yang telah di potong sirip dorsalnya nampak mengalami gangguan keseimbangan terutama pada saat ikan akan berbelok. Perubahan gaya berenang ikan sangat nampak, tubuhnya mulai miring kekanan dan kekiri karena keseimbanggannya tidak stabil. hal ini di perkuat dengan adanya pernyataan yang mengatakan bahwa fungsi pengaturan arah sirip dorsal begitu besar, bahkan lebih dominan dibandingkan dengan sirip anal. Fungsi utama sirip ini yaitu untuk mengatur pergerakan ikan ke arah kiri dan kanan ketika bergerak maju.
(http://www.seafooddict.com/?p=920).
Saat sirip pectoral pada ikan di potong, ikan masih dapat berenang akan tetapi ikan cenderung berenang lurus, hal ini di sebabkan karena sirip pectoral merupakan salah satu sirip yang di gunakan ikan untuk berenag maju, kesamping dan diam. Hal ini di perkuat dengan adanya pernyataan yang mengatakan bahwa sirip ikan di pergunakan ikan ketika ikan bergerak kesamping, maju kearah depan secara pelan atau lambat.
(http://www.seafooddict.com/?p=920).
Pada saat sisik ikan di rusak, ikan tersebut menjadi sangat liar akan tetapi ikan sering menabrak dinding akuarium. Hal ini di sebabkan karena ketika sisik ikan di rusak, linea literalisnya juga ikut rusak. Ikan yang dirusak sisiknya ini tidak dapat bertahan lama jika di budidayakan, karena ikan yang di rusak sisiknya akan mudah terserang penyakit. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa adaptasi pada bagian sisik ikan memainkan peran penting. Ikan air tawar yang kehilangan banyak sisik akan mendapatkan kelebihan air yang berdifusi kedalam kulit, dan dapat menyebabkan kematian.
(http//www.answer.yahoo.com/question/index?qid=20070726061420AAE6AJJ).
Pergerakan ikan berubah menjadi sangat agresif ketika linea literalis pada ikan di rusak, ikan menjadi sering muncul di permukaan akuarium dan terkadang menabraki dinding akuarium, hal ini menunjukkan bahwa linea literalis sangat berpengaruh pada keseimbangan tubuh ikan, karena linea literalis merupakan organ sensori ikan yang dapat mendeteksi perubahan gelombang. Selain itu, linea lateralis juga berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi lingkungan sekitamya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Irianto (2003), perubahan lingkungan dapat diketahui oleh tubuh ikan, karena tubuh ikan dilengkapi dengan alat penerima rangsang, baik fisik maupun kimia.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari seluruh hasil praktek mengenai keseimbangan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ikan mas memiliki jumlah sirip yang lengkap dan berfungsi sesuai dengan fungsi alat keseimbangan ikan pada umumnya.
2. Jika salah satu organ keseimbangan pada tubuh ikan rusak, maka pergerakan ikan tidak normal dan ikan mengalami kesulitan dalam bergerak.
3. Ikan tidak dapat berenang dan cenderung berdiam diri ketika organ keseimbangannya di potong semua.
4. Kerusakan sisik pada ikan dapat mempengaruhi tingkah laku ikan saat berenang.
5. Ikan akan menjadi sangat agresif namun berenang tanpa arah ketika linea literalisnya di rusak, karena ikan tidak mampu untuk mendeteksi perubahan gelombang dan mengidentifikasi lingkungan sekitamya.
5.2. Saran
Diharapkan agar pada praktikum selanjutnya ikan yang di gunakan untuk praktek ukurannya bisa lebih besar lagi, agar praktikan tidak kesulitan dalam mengidentifikasinya. Ikan yang di gunakan untuk setiap kelompok di fariasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Fujaya, Y, 1999. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka Cipta, Jakarta.
http//www.answer.yahoo.com/question/index?qid=20070726061420AAE6AJJ. Di akses pada tanggal 24 April 2011.
http://www.aquaculture-unri.blogspot.com/2009/02/penggolongan-dan-klasifikasi-ikan.html. Di akses pada tanggal 22 April 2011.
http://www.seafooddict.com/?p=920. Di akses pada tanggal 24 April 2011.
Irianto, A., 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Madauniversity Press, Yogyakarta.
Lesmana. D., 2001. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya, Jakarta.
Mahardono, 1979. Anatomi Ikan. PT Intermasa, Jakarta.
Subani, 1984. Kehidupan Di Dalam Air. Tira Pustaka, Jakarta.
Makasi bnyak ....
BalasHapusOke.. senang bisa membantu...
BalasHapus