LAPORAN LENGKAP PRAKTEK
PLANKTONOLOGI DAN TANAMAN AIR
Oleh :
IWAYAN EKANATA
E 271 09 020
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
|
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
PLANKTONOLOGI DAN TANAMAN AIR
Disusun Sebagai Salah Satu
Syarat Dalam Menyelesaikan
Mata Kuliah Planktonologi dan Tanaman Air
Oleh :
IWAYAN EKANATA
E 271 09 020
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN SOSIAL PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
|
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Laporan Lengkap Praktikum Planktonologi Dan Tanaman Air
Nama : Iwayan Ekanata
No. Stambuk : E 121 09 020
Jurusan : Peternakan
Program Studi : Budidaya Perairan
Fakultas : Pertanian
Universitas : Tadulako
Palu, Januari 2011
Mengetahui, Menyetujui,
Koordinator Praktikum Dosen Penanggung Jawab
Deddy Wahyudi, S.Pi Madinawati, S.Pi.,M.Si
Nip. 19651122 199001 2 001 Nip. 19700203 199603 2 001
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmat-NYA sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan dengan judul “LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG PLANKTONOLOGI DAN TANAMAN AIR” tepat pada waktunya.
Penulis tak lupa pula mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing mata kuliah Planktonologi dan Tanaman Air, karena telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis juga mengucapkanan terima kasih kepada rekan-rekan sesama mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan yang telah banyak membantu penulis dalam berbagai hal.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan-masukan yang bersifat membangun bagi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi penulis sendiri.
Palu, Januari 2011
penulis
|
DAFTAR ISI
|
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................
HALAMAN JUDUL...................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
DAFTAR TABEL........................................................................................
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan ..........................................................................
II TINJAUAN PUSTAKA
III METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat..............................................................................
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................
3.3 Prosedur Kerja............................................................................
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil...................................................................................................
4.2 Pembahasan..........................................................................................
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.......................................................................................
5.2 Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
|
2. Nitzschia paradoxa............................................................................................
3. Nitzschia Sp.............................................................................................
6. Ceratium exentum...................................................................................
5. closterium corno.....................................................................................
6. Merismopedia convoluta ......................................................................
7. Melosira granulata ...................................................................................
8. Nostoc linckia ........................................................................................
9. Plagiogramma staurophorum ...................................................................
DAFTAR TABEL
|
1. Hasil pengukuran terhadap terhada beberapaparameter kualitas air.......
2. Jenis-jenis plankton yang didapatka diperairan Talise...........................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di dalam air yang pergerakannya dipengaruhi oleh arus air. Plankton umumnya terdapat di perairan sekitar muara sungai atau diperairan lepas pantai dimana terjadi air naik. Di kedua lokasi tersebut terjadi proses penyuburan karena masuknya zat hara di lingkungan tersebut, muara sungai banyak terdapat zat hara yang datang dari daratan dan aliran sungai ke laut. Fitoplankton yang sangat halus dinamakan nanoplankton dan sangat rapuh sehingga sulit untuk diawetkan.
Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Plankton terbagi atas dua yaitu phytoplankton dan zooplankton. Dalam suatu perairan terdapat berbagai jenis-jenis plankton termasuk didalamnya phytoplankton dan zooplankton.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktek lapang Planktonologi dan Tanaman air yaitu agar dapat mempelajari berbagai jenis plankton yang terdapat dalam suatu perairan dan untuk mengidentifikasi atau mengetahui pengelompokan plankton yang ditemukan pada saat praktek lapangan dilakukan.
Kegunaan dari praktek planktonologi yaitu agar mahasiswa memahami dan mengetahui bahwa plankton di msnfaatkan sebagai sumber bahan makanan bagi organisme-organisme perairan, serta dapat menjadi bahan referensi bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Plankton adalah mikro-organisme yang hidup diperairan, baik sungai, danau, waduk, maupun diperairan payau dan laut. Plankton merupakan salah satu komponen utama dalam system mata rantai makanan dalam perairan. Mereka merupakan pakan alami bagi sejumlah konsumen dalam system mata rantai makanan yang terdapat dalam suatu perairan. Plankton yang dapat bergerak aktif sendiri seperti hewan biasanya disebut sebagai plankton hewani (zooplankton), dan ada juga plankton yang dapat melakukan asimilasi (fotosintesis) seperti halnya tumbuhan di darat, plankton di jenis ini biasa disebut sebagai plankton nabati (Phytoplankton).
Plankton nabati (phytoplankton) merupakan kelompok produsen dalam system mata rantai makanan. Mereka dapat melakukan aktivitas hidupnya sendiri dengan memanfaatkan cahaya matahari. Sedangkan plankton hewani (zooplankton) harus melakukan aktivitas makan untuk mempertahankan eksistensinya.
Phytoplankton dan zooplankton hanya menempati lapisan air laut yang mendapat cahaya matahari dimana sampai ke dalaman 100-200 m. Phytoplankton sampai kedalaman 100 m sedangkan zooplankton berada lebih dalam lagi sampai 200 m, dan sewaktu-waktu bermigrasi vertikal untuk mencari makanan berupa fitoplankton (Brotowijoyo, 1996).
Menurut Rambe (1985), istilah plankton berasal dari kata-kata Yunani yang berarti “mengembara”. Plankton meliputi semua fauna dan flora laut yang demikian halus dan lemah untuk berbuat sesuatu kecuali hanyut atau melayang kemana-mana terbawa arus. Flora dikenal sebagai fitoplankton, sedangkan fauna sebagai zooplankton dan kedua-duanya penting sebagai sumber makanan ikan atau hewan-hewan lain di laut.
Plankton merupakan biota di laut yang teramat beranekaragam dan terpadat dilaut, menyusul kemudian bentos. Banyak biota laut yang dalam daur hidupnya menempuh lebih dari satu cara hidup. Pada saat mereka menjadi larva atau juwana (juvenil), mereka hidup sebagai plankton dan kemudian menjadi nekton atau bentos pada saat dewasa. Nekton adalah biota yang berenang-renang yang hanya terdiri dari hewan. Sedangkan bentos adalah biota yang hidup di atas atau didalam dasar laut baik itu tumbuh-tumbuhan maupun hewan (Ramimohtarto, 2001).
Nontji (1987), mengemukakan bahwa plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton mempunyai peranan penting dalam ekosistem laut karena plankton menjadi bahan makanan bagi berbagai jenis hewan laut lainnya. Selain itu hamper semua hewan laut memulai kehidupannya sebagai plankton terutama pada tahap masih berupa larva.
Zooplankton merupakan salah satu jenis plankton, kelompok ini terdiri dari jenis-jenis hewan yang sangat beragam termasuk protozoa, coelenterate, moluska, annelida dan crustacean. Dari beberapa organisme tersebut ada yang bersifat sebagai plankton dalam seluruh hidupnya contohnya cepopoda, namun ada juga banyak hewan yang bersifat sebagai plankton hanya untuk sebagian hidupnya, contohnya crustacean (Hutabarat dan Evans, 1986).
Plankton di laut distribusinya sangat tidak merata, kadang-kadang kosentrasi phytoplankton berbeda tempatnya dengan kosentrasi zooplankton. Penyebaran ini dapat diramalkan melalui suatu formula yang didasarkan atas faktor-faktor pembatas yaitu temperatur, cahaya, pH, oksigen terlarut dan konsentrasi phospat. Semua factor ini utamanya sangat berpengaruh pada proses penguapan dan fotosintesis (Odum, 1993).
Phyotplankton merupakan plankton yang amat banyak ditemukan diperairan, tetapi karena ukurannya mikroskopis maka sukar untuk mengetahui kehadirannya. Konsentrasinya bisa mencapai ribuan hingga jutaan sel perliter air laut. Sedangkan zooplankton terdiri dari banyak jenis hewan dan ukurannya lebih besar dari phytoplankton. Hampir semua hewan laut memulai kehidupannya sebagai plankton terutama pada masih berupa telur dan larva. Pada dasarnya di perairan sekitar muara sungai atau lepas pantai keberadaan fitoplankton sangat subur karena adanya upwelling (pengadukan) secara kontinu antara unsur-unsur hara dari daratan yang terbawa arus sungai dan unsur-unsur hara dari laut (Nontji, 1993).
III METODE PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum planktonologi ini dilaksanakan selama 2 hari yakni satu hari di lapangan dan satu hari di Laboratorium Perikanan. Praktek lapang dilaksanakan pada hari minggu, Tanggal 19 Desember 2010, dan dilakukan 3 kali pengambilan sampel yaitu pada pukul 07.00 WITA, pukul 13.00 WITA, dan pengambilan sampel terakhir di lakukan pada pukul 17.00 WITA, pengambilan sampel praktek lapang planktonologi di lakukan di pantai talise. Sedangkan kegiatan mengidentifikasi dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 20 Desember 2010 dimulai pada pukul 13.30 WITA sampai dengan selesai, bertempat di Laboratorium Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktek planktonologi ini yaitu ember, plankton net, botol sample sebanyak 9 buah, secchi disk, tali raffia, mikroskop, deg glass, pipet tetes, thermometer, refraktometer, dan kaca preparat.
Bahan yang digunakan dalam praktek planktonologi ini yaitu air sampel yang di ambil dari pantai talise dan formalin.
3.3 Prosedur Kerja
Sebelum kita melakukan pengambilan sampel terlebih dahulu kita menentukan tempat transek dan menyiapkan alat serta bahan yang akan digunakan. Setelah itu membuat transek dengan ukuran jarak + 10 m dari garis pantai, kemudian pemgambilan sampel dilakukan secara bertahap yaitu pada pukul 07.00, 13.00, 17.00 WITA. Dalam melakukan pengambilan sampel, air harus disaring menggunakan alat plankton net. Kemudian memasukkan sisa air yang disaring ke dalam botol sampel yang telah disediakan.
Untuk menjaga agar plankton yang ada di dalam botol sampel tidak hancur, kita harus memberikan sedikit formalin. Setelah botol sampel tersebut sudah terisi air yang sudah tersaring, kemudian botol sampel tersebut di bawa ke laboratorium untuk diamati dengan menggunakan alat mikroskop. Setelah diamati selanjutnya di lakukan identifikasi plankton pada setiap botol sampel agar kita mengetahui jenis phytoplankton dan zooplankton yang terdapat di perairan tempat praktikum di laksanakan, kemudian menggambar jenis plankton tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada pengamatan planktonolgi di perairan pantai talise, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengukuran Terhadap Beberapa Parameter Kualitas Air.
Waktu Pengamatan | Parameter | ||
Suhu (0C) | Salinitas (ppm) | PH | |
07.00 | - | - | - |
13.00 | 30 | 2 | 7,3 |
17.00 | 29 | 6 | 7,5 |
Tabel 1. Jenis-Jenis Plankton Yang Didapatkan Diperairan Talise.
NO | WAKTU (WITA) | KONDISI PERAIRAN | JENIS PLANKTON |
1. | 07.00 | - Air Surut, Tidak Berombak - Langit Mendung - Air Dingin | 1. Nitzschia paradoxa 2. Clasterium cornu 3. Plagiogramma staurophorum |
2. | 12.00 | - Cuaca panas - Air mulai pasang | 1. Clasterium cornu 2. Nitzschia closterium |
3. | 17.00 | - Air pasang , gelombang tinggi, dan air kotor - Langit mendung | 1. Nitzschia sp. 2. Plagiogramma staurophorum 3. Nostoc linckia 4. Melosira granulata 5. Ceratium exentum 6. Merismopedia convoluta |
Hasil Klasifikasi Jenis-jenis Plankton yang Ditemukan adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Nitzschia closterium
Klasifikasi Nitzschia closterium:
:Kingdom : Monera
Divisi : Bacillariophyta
Klas : Bacillariophyceae
Genus : Nitzschia
Spesies : Nitzschia closterium
Gambar 2. Nitzschia paradoxa
Klasifikasi Nitzschia paradoxa
Phylum : Chrysophyta
Kelas : Bacillarioceae
Ordo : Pennales
Sub Ordo : Araphidinea
Famili : Nitzschioceae
Species : Nitzchia paradoxa
Gambar 3. Nitzschia sp.
Klasifikasi Nitzschia sp:
Domain : Eukaryota
Kingdom : Plantae
Phylum : Bacillariophyta
Phylum : BacillariophS Subphylum : Diatomeae
Class : Bacillariales
Ordo : Bacillariophyceae
Family : Bacillariaceae
Genus : Pseudo-Nitzschia
Spesies : Pseudo-Nitzschia sp.
Gambar 4. Ceratium exentum
Klasifikasi Ceratium exentum:
Gambar 5. Closterium cornu
Klasifikasi Closterium cornu:
Phylum : Chlorophyta
Kelas : Chlorophycea
Ordo : Zygmematales
Famili : Desmidiacea
Species : Closterium cornu
Gambar 6. Merismopedia convoluta
Klasifikasi Merismopedia convoluta:
Phylum : Chyanophyta
Ordo : Chroococcales
Famili : Chroococaceae
Species : Merismopedia convoluta
Gambar 7. Melosira granulata
Klasifikasi Melosira granulata:
Phylum : Chrysophyta
Kelas : Bacillarioceae
Ordo : Centraless
Sub Ordo : Discineae
Famili : Nitzchiaceae
Species : Melosira granulata
Gambar 8. Nostoc linckia
Klasifikasi Nostoc linckia:
Phylum : Chyanophyta
Ordo : Chroococcales
Sub Ordo : Nostocineae
Famili : Nostocacea
Species : Nostoc linckia
Gambar 9. Plagiogramma staurophorum
Klasifikasi Plagiogramma staurophorum:
Specific descriptor : staurophorum
Scientific name : Plagiogramma staurophorum
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktek yang kami dapatkan Plankton yang paling banyak di temui di perairan pantai talise yaitu Clasterium cornu, dan Plagiogramma staurophorum. plankton jenis Clasterium cornu ini kami temui pada saat pagi dan siang hari dimana pada siang hari ombak di perairan pantai talise mulai pasang dan cuaca panas. Sedangkan plankton jenis Plagiogramma staurophorum kami temui pada pagi dan sore hari, dimana pada sore hari langit mendung dan suhu perairan hanya 290C dengan salinitas 6 ppm.
Pada siang hari yaitu pukul 13.00 suhu air mencapai 300C dengan salinitas 2 ppm, dan pada sore hari yaitu pukul 17.00 suhu air menurun menjadi 290C dengan salinitas 6 ppm. Dari pengamatan yang dilakukan ternyata pada sore hari salinitas lebih tinggi dibandingkan pada siang hari.
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Plankton yang ditemukan diperairan pantai talise paling banyak adalah plankton jenis Clasterium cornu, dan Plagiogramma staurophorum.
2. semakin rendah suhu perairan maka salinitasnya semakin tinggi.
3. Pada siang hari plankton yang kita dapat identifikasi hanya dua jenis plankton, yaitu: Clasterium cornu, yang ternyata juga muncul pada pagi hari, dan Nitzschia closterium yang hanya di temui pada saat suhu tinggi.
5.2 Saran
Saran yang dapat praktikan berikan adalah agar pemerintah daerah dapat memperhatikan masalah pencemaran sampah pada kawasan pantai, khususnya pencemaran yang terdapat di pantai Talise supaya tidak menghambat pertumbuhan organisme yang hidup di perairan pantai tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowijoyo, 1995. Pengantar Ilmu Perairan dan Budidaya Air. Liberty, Yogyakarta.
Hutabarat dan Evans, 1986. Pengantar Oceanografi. Universitas Indonesia,
Jakarta.
Nontji, 1987. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.
_____, 1993. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.
Odum, 1996. Dasar-dasar Ekologi. Gajah Mada University, Yogyakarta.
Rambe, 1985. Rahasia Lautan. Widjaya, Jakarta.
Ramimohtarto, 2001. Biologi Laut. Djambatan, Jakarta.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar